Semarang, Jawa Tengah - Menghadapi Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, PT Pertamina menjamin persedian BBM dan LPG di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tercukupi.
“Pertamina akan memberlakukan Satgas BBM dan LPG menjelang Natal dan Tahun Baru untuk memantau stok dan penyaluran BBM, LPG, dan avtur. Kami mengimbau agar masyarakat dapat mematuhi setiap imbauan dan peraturan yang diberlakukan pemerintah nantinya pada masa Natal dan Tahun Baru yang akan datang," kata Brasto Galih Nugroho, Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero),
Menurut Brasto, Pertamina berkomitmen untuk selalu menyediakan kebutuhan BBM untuk masyarakat dalam setiap kondisi apapun, terlebih pada masa Natal dan Tahun Baru.
Brasto juga mengungkapkan, seiring dengan keberhasilan Pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Indonesia, aktivitas masyarakat terus meningkat dan kembali normal.
Hal ini juga berpengaruh langsung pada peningkatan kegiatan perekonomian yang juga meningkat. Hal itu ditandai dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang semakin hari semakin ditekan hingga level terendah.
“Keberhasilan tersebut juga secara langsung berdampak kepada peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di tengah meningkatnya aktivitas masyarakat, salah satunya di Jawa Tengah. Adapun dari data kami, BBM jenis Pertamax Series dan Dex Series mengalami peningkatan masing-masing 57% dan 126% di bulan Oktober 2021 dibandingkan bulan Juli 2021”, ungkap Brasto.
Pertamina lanjut Brasto, memiliki salah satu sarana fasilitas peneriman BBM berupa "Single Point Mooring" (SPM) di tengah laut sekitar Semarang dengan kapasitas 35.000 DWT yang sudah beroperasi puluhan tahun yang lalu.
Sarana SPM tersebut berfungsi untuk menerima pengiriman BBM baik jenis gasoline maupun gasoil untuk kemudian dihantarkan ke sarana fasilitas penyimpanan BBM di Fuel Terminal Pengapon yang selanjutnya dihantarkan kepada masyarakat melalui lembaga-lembaga penyalur.
“Dalam waktu dekat, Pertamina juga akan mulai mengoperasikan satu SPM baru dengan kapasitas 50.000 DWT, yang saat ini sedang dalam tahap persiapan untuk operasi. Dengan adanya SPM eksisting dan SPM baru nantinya, tentu akan semakin memperkuat ketahanan energi nasional yang selama ini sudah tercukupi”, ungkap Brasto.
Selama ini BBM yang didistribusikan dari Depo Pengapon Semarang ke sejumlah daerah di Jawa Tengah, dipasok dari Single Point Mooring (SPM) yang berlokasi di pantai Semarang.
Sementara itu Port Manager Semarang, PT Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, Arif Budiono, menjelaskan pembongkaran BBM dari atas kapal tangker dilakukan sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP) yang berlaku.
Setelah kapal tangker bersandar dalam kondisi aman, selanjutnya dilakukan persiapan pembongkaran BBM. Namun untuk memastikan BBM yang akan dibongkar memiliki kualitas yang terjaga, terlebih dulu dilakukan pengujian sampel BBM.
“Pengujian dilakukan untuk memastikan BBM yang akan dipindahkan ke depo pertamina dalam kondisi baik atau tidak tercemar. BBM yang diuji sampel harus sesuai dengan standar yang ditetapkan, yaitu on spec atau sesuai dokumen cargo saat loading ke kapal. Setelah dinyatakan sesuai. maka baru dilakukan pembongkaran”, ungkap Arif Budiono.
Untuk membongkar 5.000 ton dibutuhkan waktu antara 14 sampai dengan 20 jam. Namun jika terjadi gelombang pasang atau cuaca buruk, pembongkaran bisa berlangsung lebih lama.
Cuaca buruk menjadi hambatan saat dilakukan pembongkaran BBM dari tengah laut Semarang. Disamping pengoperasian SPM sebagai sarana fasilitas penerimaan BBM.
Pertamina juga memiliki alternatif sarana fasilitas penerimaan maupun skenario lainnya untuk mengantisipasi gangguan cuaca di tengah laut, misalnya melalui darat ataupun skema lainnya.
Sebagai antisipasi dilakukan dengan pasokan BBM lewat darat yang didatangkan langsung dari kilang minyak di Cilacap atau Balongan. (Syamsul Arifin/Buz)
Load more