Malang, tvOnenews.com - Pihak BRI Cabang Kota Malang ungkap penyebab saldo ratusan juta nasabahnya hilang dari tabungan setelah mengklik tautan berupa link PDF yang dikirim lewat WhatsApp.
Melalui rilis yang tvOnenews.com terima Pemimpin Kantor Cabang BRI Malang Ronaldo Nasution mengatakan BRI telah melakukan investigasi atas pengaduan korban bernama Irwan Gema (67).
Uang senilai Rp549 juta di saldo tabungan BRI miliknya raib setelah dirinya mengklik tautan link aplikasi berkedok PDF yang dikirim di WhatsApp (WA).
"BRI sangat menyesalkan kejadian tersebut, dimana yang bersangkutan merupakan korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering," katanya, dikutif dari rilis resminya pada Minggu (16/7/2023).
Nasabah BRI Kehilangan Uang Rp549 Juta dari Saldo Tabungannya, Uang Ratusan Juta Itu Hilang dengan Cara klik tautan PDF via WhatsApp.
Ronaldo mengatakan hal itu bisa terjadi sebab sang nasabah membocorkan data transaksi perbankan berupa kode OTP yang bersifat pribadi dan rahasia pada pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Modus penipuan tersebut dilakukan melalui aplikasi yang tidak resmi atau bodong yang diinstall korban dan membuat korban dengan sadar memberikan persetujuan untuk mengizinkan aplikasi bodong tersebut mengakses aplikasi SMS," tuturnya.
Menurutnya kejahatan perbankan tersebut dapat terjadi karena data transaksi perbankan berupa kode OTP yang bersifat pribadi dan rahasia dikirimkan melalui SMS. Alhasil, transaksi perbankan dapat berjalan sukses.
Ronaldo mengkalim jika BRI senantiasa mengimbau nasabah agar lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi, serta dihimbau agar nasabah tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI.
"Termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan berupa; nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP dan sebagainya melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tambahnya.
Dengan semakin beragamnya modus penipuan secara digital, BRI juga menghimbau agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dengan sumber yang tidak resmi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Kami juga menghimbau hal yang sama ke masyarakat umum bahwa modus penipuan social engineering tersebut juga dapat terjadi di bank manapun," katanya.
BRI mengaku selalu menjaga data kerahasiaan nasabah, dan tidak pernah menghubungi nasabah untuk meminta data rahasia seperti username, password, PIN, maupun kode OTP dan sebagainya.
"BRI hanya menggunakan saluran resmi baik website maupun media sosial (verified) sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas melalui laman/akun resmi website maupun media sosial," pungkasnya.
Seorang nasabah Bank BRI kehilangan uang ratusan juta dari saldo tabungannya.
Kasus ini menimpa pria asal Jalan Letjen Sutoyo Kelurahan Rampal Cekaket Kecamatan Klojen Kota Malang, uang senilai Rp549 juta di saldo tabungan BRI miliknya raib setelah dirinya mengklik tautan link aplikasi berkedok PDF yang dikirim di WhatsApp (WA).
Adalah Irwan Gema (67) harus kehilangan uang ratusan juta dari saldo tabungannya.
Saat ditemui awak media Irwan mengatakan kejadian itu bermula saat ia mendapat sebuah kiriman file dari orang tak dikenal pada Minggu (11/6/2023) pagi.
Di WA nya, ia menerima sebuah file yang tertulis dengan format dot PDF. Namun ia tidak memperhatikan, bahwa file itu adalah dalam bentuk apk.
Saldo Tabungan Rp549 Juta Milik Warga Kota Malang Raib di BRI Usai Klik Link PDF
Saat itu ada pesan yang masuk ke akun WhatsApp-nya. Pesan tersebut datang dari orang yang tidak dikenal dengan mengirimkan sebuah file aplikasi.
Lanjut kata Irwan, bahwa di dalam telepon selulernya ia memiliki beberapa akun mobile banking. Namun, hanya aplikasi BRI Mobile Banking yang bisa diretas oleh pelaku tersebut.
Setelah dilakukan peretasan oleh pelaku, Irwan mendapatkan notifikasi bahwa telah terjadi transaksi pada akun BRI Mobile Banking miliknya.
"Saat itu, 12 Juli 2023 sekitar pukul 01.23 WIB dini hari, transaksi pertama ke sesama rekening BRI atas nama Iwan sebesar Rp500 juta,” katanya.
Berselang satu menit, terjadi transaksi lagi dari akun BRI Mobile Banking miliknya ke rekening BNI atas nama Rachmah Fauziah dengan besaran Rp49,9 juta.
“Padahal, saya tidak melakukan transaksi itu sama sekali," ujarnya.
Dirinya mengungkapkan, bahwa ia memiliki beberapa akun bank. Namun, yang berhasil di take over (diambil alih) oleh pelaku.
Aplikasi yang terpasang itu, diduga merupakan jalan bagi pelaku untuk mendapatkan informasi dari HP milik korban.
Setelah itu, pelaku melakukan upaya untuk mengganti kata sandi aplikasi internet banking korban.
Mengalami adanya transaksi mencurigakan ini, Irwan lalu melaporkan kejadian ini ke Kantor BRI Sutoyo.
Perbankan plat merah ini menyatakan bakal memproses laporan dari nasabahnya dalam waktu 14 hari kerja.
Namun, di sisi lain Irwan mengatakan bahwa dari pernyataan BRI, kejadian ini adalah atas keteledorannya sendiri sehingga menyebabkan akun mobile bankingnya bisa diretas.
Setelah itu, Irwan bertemu dengan supervisor dan dibantu melihat mutasi rekening.
"Lalu terlihat, ada transfer dua kali dari rekening BRI saya. Akhirnya saya membuat pengaduan, dan akan diproses selama 14 hari kerja," ungkapnya.
Namun, Irwan mengaku kecewa dengan tanggapan dari pihak bank. Pasalnya, ia dianggap menjadi korban fraud alias penipuan.
Dan kejadian yang dialaminya itu, di luar kendali bank, karena pelaku yang melakukan pembobolan sistem, dari aplikasi yang dipasang tersebut.
"Saya kecewa, karena pihak bank tidak bisa membantu. Mungkin kesannya seperti melimpahkan kepada nasabah, yang sedang mengalami musibah," terangnya.
Sementara itu, Wakasat Reskrim Polresta Malang Kota, AKP Nur Wasis mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui detail laporan dari korban aplikasi phising tersebut
"Posisinya ini masih dalam pendalaman. Kami juga belum mengetahui detail laporannya,"
"Namun yang jelas, ini adalah modus yang harus diperhatikan bersama karena kerap kali mengecoh. Apabila sulit membedakan format file itu berbentuk aplikasi atau bukan, lebih baik abaikan untuk sementara waktu. Bila bentuknya memang aplikasi, langsung hapus dari pesan dan blokir kontak orang asing tersebut," pungkasnya.(eco/muu)
Load more