Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Front Aliansi Mahasiswa Papua #SaveLukasEnembe Elon Wonda mendesak agar KPK, Jaksa, para dokter dan Majelis Hakim segera mengambil keputusan agar proses hukum Lukas Enembe dihentikan sehingga proses saat ini diarahkan seluruhnya untuk melakukan perawatan kesehatan.
"Terus terang ini sudah di luar batas toleransi dan kesabaran kami dan seluruh masyarakat Papua yang tidak tega hati melihat kondisi Bapak kami Pa Lukas seperti saat ini. Bagiamana kalau beliau mati di dalam penjara. Itu siapa yang mau bertanggung jawab atas seluruh kemarahan masyarakat Papua? Jujur saja kami terus pantau kondisi ini dan luar biasa perlakuan terhadap Pa Lukas seakan tanpa ampun," ungkap Elon kepada wartawan di Jakarta, Jumat (20/7/2023).
Menurut dia ada perlakuan diskriminatif sangat serius oleh KPK, Jaksa dan Majelis Hakim yang seakan tetap memaksa Lukas untuk disidang meski dalam kondisi fisik lemah akibat sakit yang diderita. Bukan hanya itu, memaksakan proses persidangan terhadap Lukas saat ini jelas-jelas melanggar hak asasi manusia Lukas yang berhak atas kesehatan yang baik.
"Beliau dia sakit dan punya hak asasi untuk sehat. Hargai dulu aspek ini baru kita bicara hukum. Jangan hukum dipaksakan lalu mengabaikan aspek kemanusiaan yang berdasarkan penghargaan atas martabat manusia harus diutamakan," tegas Elon.
Dia dan seluruh masyarakat Papua tidak habis pikir perlakuan terhadap Lukas sangat di luar asas pertimbangan kemanusiaan.
"Bagaimana seorang terdakwa yang sakit lalu dipaksakan sidang. Apa yang diharapkan? Bukannya orang sakit harus dipastikan sehat terlebih dahulu? Bagaimana kami bisa yakin penegakan hukum yang menimpa Pa Lukas inj bukan suatu operasi politik sistematis? Karena perlakuan tidak manusiawi seperti saat ini," tukasnya.
Dia tidak bisa membayangkan, kalau saja secara moral, mental dan spiritual Lukas tidak kuat maka sudah tumbang sejak lama. Beruntung Lukas memiliki daya tahan yang kuat utamanya secara moral dan spiritual.
"Itu kami banga bahwa beliau tegar dan kuat karena dia pemimpin besar. Tetapi secara manusiawi beliau tentu punya keterbatasan yang perlu mendapat perlakuan humanis dari penegak hukum. Untuk itulah kami mendorong agar hentikan saja seluruh proses hukum saat ini dan biarkan Pa Lukas fokus urus kesehatannya terlebih dahulu," pungkas Elon.
Keluarga Minta Lukas Jadi Tahanan Kota
Pada kesempatan lain, Adik Lukas Enembe, Elius Enembe meyakini permintaan kuasa hukum untuk meminta tahanan kota untuk Lukas adalah permintaan yang sangat wajar dan manusiawi. Kata Elius, dengan jadi tahanan kota, keluarga bisa lebih maksimal lagi memberikan pendampingan untuk mengurus kesehatan Lukas.
"Jadi tahanan kota adalah juga harapan kami pihak keluarga. Karena Bapak itu perlu pendampingan maksimal, baik untuk aspek makanan, tim dokter, dan juga pendampingan spiritual,“ ucapnya.
Menurut Elius, saat ini Lukas dirawat intensif di Rumah Sakit Gatot Soebroto karena kondisi kesehatannya sangat drop pada pekan lalu. Kata dia Lukas membutuhkan penanganan kesehatan karena kondisi sakit yang makin parah antara lain ginjal kronis stadium 5, stroke, hipertensi dan kondisi kaki bengkak serta susah bicara dan susah berjalan.
"Kami ingin agar Bapak sehat dulu. Itu yang penting saat ini. Kami harap sekali agar permintaan Tahanan Kota ini dikabulkan," harap Elius.
Pendampingan Rohani untuk Lukas Enembe
Terpisah, tokoh perempuan Papua dari wilayah Meepago Ana Yosefine memohon Presiden Joko Widodo melalui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan diskresi kepada Lukas Enembe yang saat ini tengah dalam kondisi sakit yang mengkhawatirkan agar dapat didampingi pembimbing rohani. Kata dia, Lukas perlu mendapat siraman rohani dan semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, sehingga memiliki kekuatan spiritual menghadapi kondisi saat ini.
“Saya selaku warga Papua tidak tega melihat sakit yang diderita Pak Lukas. Saya memohon dengan hati tulus agar Bapak Presiden Jokowi melalui KPK memberikan diskresi kepada paitua Lukas agar beliau didampingi seorang pendeta atau gembala dari Gereja Injili di Indonesia, GIDI sebagai pembimbing rohani di saat-saat kondisi kesehatannya mengkhawatirkan,” ujar Anna. (hrs)
Load more