Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah kasus penistaan agama pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang, Pengamat militer Connie Bakrie beri kesaksian soal kapal perang di Ma'had Al-Zaytun.
Aktivitas Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun kembali menuai sorotan karena menghadirkan tokoh lintas agama, pengamat militer, hingga aktivis pro Israel dalam peringatan 1 Syuro 1445 Hijriah.
Meski Panji Gumilang tengah berperkara, tapi sejumlah tokoh yang hadir terang-terangan menyanjung dan membela Panji Gumilang.
Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang.
Pengamat Militer Connie Bakrie salah satu tokoh yang turut menghadiri peringatan 1 Syuro 1445 Hijriah di Ponpes Al Zaytun mengatakan
"Jadi biasakan ya budaya mempelajari, melihat sendiri dan menggunakan kedewasaan berpikir, bukan main menghakimi," katanya.
Connie mengaku sudah jauh-jauh hari sudah diundang untuk datang. Dia juga mengatakan kenapa dirinya diundang Panji Gumilang.
"Saya tidak pernah kenal siapa Panji Gumilang. Saya tidak tahu juga urusannya Al Zaytun itu apa. Sampai kemudian ada berita beliau mau buat kapal dan mau memberikan nama itu kepada saya," ungkapnya.
"Saya jelas menolak karena saya merasa tidak layak untuk dijadikan nama kapal, dan karena saya tidak punya kontak beliau, saya membuat WA terbuka. Jadi WA saya sebar kemana-mana sampai akhirnya saya dihubungi oleh sekretaris dan sahabat beliau," tuturnya.
Oleh karena itu Connie mengaku diundang ke Al Zaytun untuk melihat galangan kapal.
"Undangan itu dua isinya. Satu melihat galangan kapal, yang kedua adalah mendatangi dan kalau bisa menyampaikan orasi pada saat peringatan 1 Syuro," katanya.
Jadi Connie mengaku datang ke Ponpes Al Zaytun karena latar belakangnya sebagai akademisi.
"Saya punya disiplin akademik apapun itu bisa divalidasi. Jadi klaim apapun itu harus melewati pembuktian. Boleh saja Pak Panji bilang bisa bikin kapal 100 meter lah, 200 meterlah, 300 meter atau berapa ribu meter kalau kita lihat nggak lihat kita nggak tahu," ucapnya.
Oleh karenanya, Connie memutuskan untuk datang, dan yang kedua adalah dirinya membaca di medsos menyoal pemberitaan Al-Zaytun negara di dalam negara.
"Saya inikan tokoh pertahanan keamanan ceritanya, Saya tidak boleh memasuki daerah kalau itu tidak ada izin. Makanya kemudian saya minta waktu kepada kepala staf angkatan laut saya menghadap beliau, saya bilang Pak Kasal izin saya besok mau melihat galangan kapal (Panji Gumilang)," ujarnya.
"Dan saya rasa, saya harus didampingi dari angkatan laut, karena bagaimanapun bahwa berita negara dalam negara itu harus dibuktikan betul enggak. Kalau ada negara dalam negara pasti angkatan laut enggak bisa masuk. Kalau tidak ya pasti angkatan laut tidak bisa masuk," lanjutnya.
"Karena itulah kemudian KASAL memerintahkan Danlanal setempat yaitu Danlanal Cirebon, itu kenapa saya tak hadir ke salah satu itu dengan didampingi Danlanal dengan aparatnya semua Intel dan lain-lain beserta kapolres ada juga Dandim," sambungnya.
Connie Bakrie (pengamat militer) beri kesaksian saat hadir di Al-Zaytun.
Connie secara terang-terangan mengaku ingin melihat langsung galangan kapal di Al-Zaytun.
"Ternyata betul beliau sedang membuat kapal dan itu sangat serius, galangannya juga sangat serius. saya melihat kapal itu bukan cuma satu tetapi dua. yang satu panjangnya masih sekitar 30 an sekian, yang hampir 60an 58 kalau enggak salah, tonasenya juga sudah sedemikian besar," ucapnya.
Kemudian, Connie bertanya kepada Panji Gumilang soal apa yang akan dibuatnya. Lalu sang dedengkot Al-Zaytun menjawab bahwa menginginkan ekonomi biru Presiden Jokowi diwujudkan.
"Kenapa saya apresiasi al-zaytun, karena menurut saya sebagai lembaga institusi pendidikan musti diapresiasi," ujarnya.
Pada kesempatan bertemu Panji Gumilang, Connie juga bertanya siapa yang membuat dan mendesain kapal tersebut.
"Siapa yang desain yang bikin semua sampai merakit yang lain-lain? semua murni Al-Zaytun dan diterangkan oleh Beliau dengan sangat detail," ucapnya.
Secara tegas pula, Connie Bakrie membantah soal adanya tudingan negara di dalam negara yang ditujukan ke Al-Zaytun, yang sangat erat hubungannya dengan NII KW 9 (Negara Islam Indonesia), disebut-sebut sebagai ibukota negara NII dan Panji Gumilang sebagai Imam NII atau abu totok, berdasarkan kesaksian eks anggota NII dan eks wali santri.
"Jadi latar belakang saya adalah Bagaimana shipyard integrated itu diwujudkan dan sekali lagi membuktikan bahwa Al-Zaytun itu bukan negara dalam negara karena Danlanal diijinkan masuk, Kapolres diijinkan masuk, Jadi kita masuk bersama-sama," terangnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more