“Apa yang saya ingin katakan adalah ada begitu banyak pendiri bangsa, yang memang menyadari betul bahwa bila negara ingin berdiri, bila negara ingin maju maka kita harus bersatu, maka kita harus saling mengalah, penuh toleransi, untuk mendapatkan sebuah kesepakatan untuk berjalan bersama,” ungkap Ilham.
Ilham mengatakan menurutnya pesantren Al Zaytun, seperti pesantren pada umumnya, penuh dengan orang yang memakai sarung. Namun tak disangka ia menemukan hal lain di pesantren Al Zaytun.
“Di sini saya terkejut dengan suasana, dengan cara bicara, bahkan busana kawan-kawan sekalian yang betul-betul moderat, betul-betul terbuka, dan tidak mencerminkan komunitas yang puritan. Saya sendiri kemudian pikir apa masalahnya yang selama ini dipermasalahkan orang?” sebut Ilham.
“Tapi ketika saya hadir di sini saya bicara dengan banyak kawan-kawan atau orangtua murid di malam hari ini, mereka orang-orang yang terbuka, mereka orang-orang yang berpikir maju, saya betul-betul geleng-geleng kepala. Terus terang saya merasa saya berada di tempat yang benar,” tambahnya.
Sebagai penutup, Ilham menyampaikan bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus selalu ada toleransi dan dorongan untuk berdamai dan bertutur kata santun. Ketika toleransi didahulukan, masyarakat akan lebih mudah bertindak untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik di masa depan. (mg1/ree)
Load more