Jakarta, tvOnenews.com - Juru Bicara (Jubir) Anies Baswedan, Surya Tjandra, singgung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan tidak setuju dengan slogan “Perubahan” milik Anies Baswedan.
Surya menilai ada kekhawatiran Luhut ketika Anies terpilih menjadi presiden kemudian akan merombak semua program kerja milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
"Setiap pergantian pemerintahan pasti akan ada kerja dan program yang harus berlanjut dan Anies membuktikan itu di DKI Jakarta. Perubahan dibutuhkan karena faktanya bahkan dari berbagai program yang harus dilanjutkan versi Luhut itu bukan tanpa masalah," kata dia saat dihubungi, Kamis (27/7/2023).
Dia memberi contoh bagaimana Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta dan melakukan sejumlah perubahan dari masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hingga Jokowi dan perubahan tersebut dinilai berhasil.
Seperti program digitalisasi di Pemprov DKI Jakarta. Menurut Surya, Anies adalah kepala daerah yang berhasil membuat terobosan pelayanan publik di DKI Jakarta menjadi berbasis digital.
"Ini adalah terobosan penting dari kebijakan satu peta yang sesungguhnya dicanangkan pemerintah sejak awal Presiden Jokowi berkuasa, tetapi tidak juga terlaksana sampai sekarang. Baru DKI di bawah Anies yang melaksanakannya secara konkret dan menjadi model untuk daerah lain," ungkap dia.
Menurut Surya, sektor yang menjadi contoh lainnya adalah perubahan berkelanjutan di bidang pendidikan dan lingkungan.
Menurutnya, Jakarta adalah satu-satunya kota di Indonesia yang menggabungkan keduanya melalui misalnya berbagai RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak).
Gagasan awal RPTRA menurut Surya muncul saat Gubernur Jokowi, tetapi Gubernur Anies mengkombinasikannya dengan upaya mengatasi banjir di DKI.
Mekanismenya, sambungnya, saat kondisi baik RPTRA berfungsi sebagai ruang publik, tetapi saat buruk ketika musim hujan dan air melimpah RPRTA bisa berubah fungsi menjadi resapan air sementara.
Sementara terkait visi misi perubahan, Surya menyebut Anies kerap menyuarakan catatannya tentang utang BUMN yang super tinggi saat ini.
Surya melihat bahwa persoalan itu penting untuk diubah karena menurutnya BUMN tidak seharusnya mendominasi semua program pembangunan karena peran swasta juga perlu dikuatkan.
“BUMN perlu didudukkan kembali ke perannya sebagai agent of development. Tidak bekerja berbasis utang yang membebani rakyat yang juga rawan bancakan,” cetusnya.
Sebelumnya, Luhut kembali melontarkan ketidaksetujuannya terkait pihak (Anies Baswedan) yang disebutnya berbicara soal perubahan.
Pernyataan itu diungkapkan Luhut dalam acara NCBC Nickel Conference di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Pernyataan serupa juga pernah dikatakan Luhut pada bulan Mei 2023.
Surya Tjandra menyatakan narasi ketidaksetujuan Luhut tersebut tidak perlu terus-menerus dilontarkan di setiap kesempatan.
Menurutnya, tidak benar jika framing tersebut jika Anies menjadi presiden seolah-olah semua program dan kebijakan pemerintahan saat ini akan diubah secara serampangan. (agr/nsi)
Load more