Jakarta, tvOnenews.com - Juru Bicara (Jubir) Anies Baswedan, Surya Tjandra, menanggapi konsep “Perubahan” yang disindir oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Surya pun membalas sindiran tersebut dengan mengatakan tidak perlu ada "super-minister" yang melakukan semua tugas menteri di Indonesia. Sebagaimana Luhut kental dijuluki sebagai menteri yang kerap mengurusi sejumlah permasalahan di tanah air.
"Sepatutnya tidak perlu ada lagi super-minister yang harus melakukan semuanya. Yang bagaimana pun bermanfaatnya tidak akan bisa dilanjutkan karena pendekatannya terlalu personal, bukan hasil kolaborasi," ujar dia saat dihubungi media, Kamis (27/7/2023).
Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa konsep konflik kepentingan tidak akan terjadi jika Anies Baswedan menjadi presiden.
"Pak Anies percaya pentingnya pemisahan antara pengambil kebijakan dengan pengusahanya. Ini penting untuk mencegah konflik kepentingan yang berlarut seperti sekarang," ungkapnya.
Bahkan, secara lantang dia mengatakan ada unsur mafia di Indonesia. Meski begitu, tidak jelas apa maksud mafia yang disinggung oleh Surya.
"Ini juga penting agar negeri ini tidak diurus ala mafia dimana ketika Anda terperosok ke dalam masalah, Anda ada di dalamnya dan tidak ada lagi jalan keluar," kata dia.
Sebelumnya, Luhut kembali melontarkan ketidaksetujuannya terkait pihak (Anies Baswedan) yang disebutnya berbicara soal perubahan.
Pernyataan itu diungkapkan Luhut dalam acara NCBC Nickel Conference di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Pernyataan serupa juga pernah dikatakan Luhut pada bulan Mei 2023.
Surya Tjandra menyatakan narasi ketidaksetujuan Luhut tersebut tidak perlu terus-menerus dilontarkan di setiap kesempatan.
Menurutnya, tidak benar jika framing tersebut jika Anies menjadi presiden seolah-olah semua program dan kebijakan pemerintahan saat ini akan diubah secara serampangan. (agr/nsi)
Load more