Jakarta, tvOnenews.com - Perayaan 1 Muharram H yang diadakan Panji Gumilang di Ponpes Al-Zaytun berhasil menyita perhatian publik, diantaranya yang hadir sebagai tamu adalah aktivis pro Yahudi dan Israel, Monique Rijkers.
Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang ini belakangan menuai beragam kritikan, mulai dari ajaran agama Islam yang diduga menyimpang hingga dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia atau NII KW 9.
Diketahui, Ponpes Al-Zaytun Indramayu menjadi viral pertama kali setelah diketahui pada saat ibadah Salat Idul Fitri 1444 H mencampurkan jemaah wanita dan laki-laki dalam satu shaf hingga menjadi perbincangan publik.
Penampakan atas kompleks Ponpes Al-Zaytun yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat.
Proses hukum Panji Gumilang masih berjalan, seusai menjalani pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri pada Senin (03/07/2023).
Pemeriksaan yang dilakukan selama sekitar 8 jam tersebut membahas mengenai dugaan kasus penistaan agama, status Panji Gumilang kini naik ke penyelidikan dari penyidikan.
Bareskrim Polri belum melakukan gelar perkara soal kasus penistaan agama Panji Gumilang, hingga saat ini polisi masih berfokus terkait pemeriksaan saksi ahli dan barang bukti.
Di antara beberapa tamu undangan Panji Gumilang itu ada sosok Monique Rijkers yang dikenal sebagai aktivis pro Yahudi dan Israel.
Monique berbicara pada tim Fakta tvOne, ia mengungkapkan pengalamannya saat menghadiri acara megah Panji Gumilang di Al-Zaytun.
Seperti menyoal apa yang membuat aktivis pro Yahudi dan Israel ini datang ke acara umat Islam.
Seperti dilansir tvOnenews.com dari tayangan Fakta tvOne, berikut pengakuan Monique Rijkers soal kehadirannya di acara Panji Gumilang.
Nama Monique Rijkers memang menjadi salah satu tokoh yang diundang oleh Panji Gumilang ke peringatan 1 Muharram 1445 H di Al Zaytun.
Di antara tokoh lain yang diundang Panji Gumilang dan turut mengundang perdebatan di masyarakat adalah Ilham Aidit, anak dari DN Aidit.
Selain itu, ada juga Pablo Benua yang di hadapan pendukung Panji Gumilang menyatakan siap membiayai operasional Al Zaytun.
Dari masing-masing tokoh yang diundang Panji Gumilang, mereka diberikan kesempatan untuk memberi kata-kata sambutan.
Monique Rijkers aktivis pro Yahudi dan Israel.
Lantas bagaimana bisa Monique Rijkers sang aktivis pro Yahudi dan Israel datang ke acara Panji Gumilang?
Menurut pengakuan Monique Rijkers, dirinya memang mendapatkan surat undangan yang dikirimkan pihak Al Zaytun kepadanya.
Sehingga sudah jelas bahwa kedatangan Monique Rijkers ke acara 1 Muharram di Al Zaytun merupakan undangan langsung dari Panji Gumilang.
"Intinya mereka mengundang saya untuk hadir di acara 1 Muharram, yasudah akhirnya mereka mengirimkan surat undangan," ujar Monique Rijkers.
Monique Rijkers menyebutkan bahwa dalam undangan tersebut tertulis nomor 75.
"Saya di undangannya nomor 75, di situ ditulisnya menghadiri acara," ungkap Monique Rijkers.
Dan dirinya dalam undangan Panji Gumilang tertulis sebagai seorang aktivis Israel.
"Ditulisnya sih aktivis Israel," kata Monique Rijkers.
Ternyata menurut Monique Rijkers tak ada tertulis undangan sebagai pembicara padahal pada saat acara dirinya diminta untuk maju ke depan memberikan kata sambutan.
"Jadi enggak ada ditulis untuk berbicara," ujar Monique Rijkers.
"Tapi teman saya yang orang tua murid bilangnya, ada nih kayaknya acara toleransi, saya bayanginnya acara seminar kan," ujarnya.
Lantas Monique bertanya kembali, apakah ada pembicara lainnya dan mendapat jawaban bahwa ada pembicara lainnya dari beberapa tokoh agama.
"Oke kalau bukan saya sendiri," tuturnya.
Monique Rijkers aktivis pro Yahudi dan Israel.
Menurut kesaksiannya, beberapa tokoh yang hadir berbicara adalah Connie Bakrie (pengamat militer), beberapa pendeta, ketua PGI, ada juga dari Walubi (Buddha) dan pendeta.
Monique mengaku pertemuan pertama dirinya dengan Panji Gumilang terjadi di galangan kapal, saat Panji Gumilang memperlihatkan galangan kapal kepada Connie Bakrie dan pejabat angkatan laut.
"Seandainya bisa ngomong lebih banyak, banyak sekali hal yang menarik yang bisa kita obrolin, karena kayaknya dia banyak sekali keingintahuan dan juga banyak sekali sebetulnya dia tahu dan pingin dia ungkapkan mengenai Israel, pengetahuan tentang ke-Yahudian," ujarnya.
Lebih lanjut, wanita berdarah Yahudi ini melihat visi-misi dari Panji Gumilang di Al-Zaytun bahwa mereka berusaha untuk mengubah pendidikan di Indonesia atau transformasi pendidikan.
Khususnya ada penekanan budaya toleransi dan perdamaian, Monique menuturkan bahwa itu sudah tertulis di kampus beserta tahunnya yakni tahun 1999.
"Artinya sejak tahun 1999, jadi bukan sesuatu yang baru, harusnya kan kita melihatnya begitu dan yang menurut saya menjadi sesuatu yang positif adalah mereka betul-betul bukan hanya si Syekh Panjinya saja yang kayak berusaha untuk senang sesuatu yang berbau Yahudi," tuturnya.
"Tapi kayak orang-orang lainnya juga antusias juga, karena ada yang WA ke saya, dia bilang saya senang sekali akhirnya bisa ketemu aktivis seperti mba monique, sehingga saya bisa nanya-nanya langsung, responnya kayak gitu," terangkan Monique Rijkers. (far/ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more