Jakarta, tvOnenews.com - Prabowo ngaku bangga jadi bagian pemerintahan Jokowi karena hal ini.
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto bangga menjadi bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin karena berbagai keberhasilan dapat dicapai dalam dua periode kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf.
Prabowo mencontohkan salah satu keberhasilan itu angka inflasi yang dapat ditekan dan dikendalikan. Terutama saat dunia menghadapi gejolak ekonomi dan krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19.
"Ini karena leadership Pak Joko Widodo dan menteri-menterinya. Saya timnya Indonesia. Kapten kesebelasan tim Indonesia adalah Joko Widodo. Aku anggota tim itu. Boleh dong aku bangga?,” kata Prabowo, Minggu (6/8/2023).
Meskipun Prabowo sempat berkompetisi melawan Jokowi saat Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 dan Pilpres 2019, bagi dia itu bukan alasan untuk tidak mendukung pemerintahan Presiden Jokowi.
Prabowo menjelaskan bahwa dirinya dan Presiden Jokowi memiliki kesamaan visi dan misi membangun bangsa dan negara.
Prabowo ngaku bangga jadi bagian pemerintahan Jokowi karena hal ini. Dok: Julio Trisaputra-tvOne
"Atas keberhasilan pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, saya menyatakan bahwa saya bangga. Saya bangga menjadi bagian dari pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo walaupun saya dua kali bertarung melawan beliau," ungkapnya.
Prabowo meyakini terlepas dari perbedaan yang ada pada dirinya dan Presiden Jokowi, keduanya memiliki keinginan yang sama, yaitu menjaga keutuhan NKRI dan bersama-sama meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Prabowo resmi bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju selepas keduanya berkompetisi dalam Pilpres 2019.
Dalam kabinet itu, Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan menggantikan Ryamizard Ryacudu yang mengisi posisi sebagai Menhan pada periode pertama kepemimpinan Presiden Jokowi (2014–2019).
Di bawah kepemimpinannya sebagai Menhan, Prabowo menjalankan berbagai program di antaranya merekrut dan membentuk komponen cadangan sejak 2021, melanjutkan proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur KF-21 Boramae bersama Korea Selatan (KFX/IFX) dan menyusun rencana anggaran dan belanja pertahanan untuk 25 tahun ke depan.
Selain itu, memperluas bidang studi Universitas Pertahanan yang saat ini membuka program studi S1 Kedokteran Militer dan MIPA Militer serta meneken kontrak pembelian beberapa alutsista strategis seperti pesawat tempur Dassault Rafale dari perusahaan Prancis Dassault Aviation. (ant/nsi)
Load more