"Ada penjelasannya itu yang mulia mohon izin, ada hubungannya penjelasannya. Jadi, pertemuan dengan Huawei dan ZTE tadi itu sudah dimulai dari 10 dan 11 September 2020. Saya belum berposisi sebagai Kepala Divisi Lastmile pada saat itu," kata Mirza.
"Kemudian saya sudah saya sampaikan, bahwa di awalnya PMU ini sudah dilibatkan dalam proses RFI kemudian ternyata saat saya sudah menjabat sebagai Kepala Divisi, ada kebijakan atau arahan dari Pak Anang Latif sebagai pimpinan kami saat itu untuk membentuk tim teknis pendamping Pokja yang lain atau di luar dari PMU tadi," imbuhnya.
Mirsa menjelaskan dirinya meminta bantuan dua orang, Maryulis dan Robby untuk membantu tim pendamping teknis. Oleh karena itu, dia mengatakan kode keep solent itu agar tidak cerita kepada tenaga ahli PMU lainnya.
Dia mengungkapkan terdapat 14 orang tenaga ahli PMU yang sudah terlibat RFI, sementara yang lanjut sampai ke tim pendamping ialah Maryulis dan Robby.
"Saya ngomong (ke Maryulis) adalah terkait karena Maryulis adalah salah satu tenaga ahli PMU yang saya minta membantu tim teknis pendamping Pokja," jelasnya.
Mendengar kesaksian Mirza, Hakim Fahzal lantas mencecar bahwa dua perusahaan Huawei dan ZTE lolos sebagai pemenang tender.
"Nyatanya dua perusahan itu jadi pemenang tender nggak akhirnya?"cecar Fahzal.
Load more