tvOnenews.com - Monumen kekejaman Kapten Westerling itu masih tegak berdiri, menjadi semacam pengingat bagi masyarakat Sulawesi Selatan tentang rentetan peristiwa memilukan dalam kurun waktu 11 Desember 1946 hingga 3 Maret 1947.
Terletak di Jalan Korban 40.000 Jiwa, Wala-Walaya, La’latang, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, monumen ini dibangun oleh pemerintah Sulawesi Selatan dengan dilengkapi berbagai relief yang mengisahkan bagaimana peristiwa tragis itu berlangsung.
Selain di Kota Makassar, Monumen serupa juga dibangun di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, berada di depan Masjid Raya Parepare, Jalan Alwi Abdul Jalil Habibie.
Luas monumen sekitar setengah lapangan sepak bola. Sebelah utara bagian monumen berdiri patung dan relief yang terbuat dari batu dengan ukuran sekitar tiga kali sepuluh meter.
Foto: Kapten Westerling (Wikipedia)
Sejarawan Salim Said, dalam bukunya "Dari Gestapu ke Reformasi" menceritakan tentang kenangan masa kecilnya di Parepare Sulawesi Selatan, ketika pembantaian pasukan Westerling terjadi.
"Sebagai anak kecil di Parepare, yang masih terekam dalam ingatan saya dari peristiwa pembantaian Westerling adalah adegan pasukan KNIL menggiring anggota masyarakat untuk dikumpulkan di stasiun kendaraan bermotor" tulis Salim Said.
"Tidak lama kemudian, di jalan yang sama, di depan rumah saya, kearah kebalikannya, beriringan perempuan berjalan menangis meraung-raung. Pembantaian telah terjadi." lanjutnya.
Load more