tvOnenews.com - Raymond Pierre Paul Westerling, atau Kapten Westerling, lahir di Istanbul, Turki, pada 31 Agustus 1919, merupakan anak kedua dari pasangan Paul Westerling asal Belanda dan Sophia Moutzou, warga negara Turki yang berasal dari Yunani.
“Ibu saya warga negara Turki berdarah Yunani. Ayah saya orang Belanda,” kata Westerling pada jurnalis senior dan sejarawan Salim Said, dalam sebuah wawancara khsusus pada awal musim panas 1970 di Amsterdam.
Westerling dan pasukannya dari kesatuan Pasukan khusus Belanda atau Depot Speciale Troepen (DST) dalam catatan sejarah tiba di Makassar, Sulawesi Selatan pada Kamis 5 Desember 1946.
Foto: Kapten Westerling saat perpisahan di Mattoangin, 3 Maret 1947 (Dok. Maarten Hidskes)
Pasukan dengan kekuatan 123 personel itu datang dengan membawa misi khusus untuk melakukan "penertiban keamanan".
Maarten Hidskes, dalam bukunya "Di Belanda, Tak Seorangpun Mempercayai Saya" Korban Metode Westerling 1946-1947, diterjemahkan oleh Susi Moeiman, Maya Sutedja-Liem, Nurhayu Santoso, dan diterbitkan oleh Yayasan Obor 2018, menyebutkan, tak semuanya dari 123 personel DST yang dikirim ke Sulawesi Selatan itu orang Belanda.
Sebagian dari pasukan DST itu merupakan pemuda asal Belanda, kebanyakan dari mereka adalah pemuda asal Sunda, Ambon, Manado, Jawa dan Timor. Hanya sekitar 20-an personelnya yang merupakan orang Belanda.
Load more