tvOnenews.com - Fakta mengenai kembalinya 121 orang yang tergabung Negara Islam Indonesia (NII) yang pernah menjadi anak buah Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang, menyisakan berbagai pertanyaan. Salah satu yang menjadi perhatian publik adalah pernyataan bahwa Panji Gumilang memimpin NII sejak tahun 1996.
Berikut faktanya:
1. Panji Gumilang Pimpinan NII
Salah seorang mantan NII Enjang Didin. Ia mengungkapkan bahwa NII yang dipimpin oleh Panji Gumilang dibawah Yayasan Prabu Foundation. Enjang mengatakan, Panji Gumilang memimpin NII sejak tahun 1996.
"Pimpinan kami pada waktu itu Panji Gumilang, yang hari ini wadah NII ini dibawah yayasan Prabu Foundation," ungkapnya usai melakukan ikrar setia NKRI. Panji Gumilang sebagai pimpinan Negara Islam Indonesia dari tahun 1996," kata Enjang Didin, kepada tvOneNews.com rabu, (16/8/2023).
Enajng sendiri mengaku menjadi pengikut NII dari tahun 1991 hingga 2005.
"Saya ikut NII di Bandung pada tahun 1991 keluar pada tahun 2005, berarti 15 tahun saya berada di NII. Ajaran NII itu merusak pikiran dan hati manusia, mereka akan merusak pondasi akidah dan syariah Islam, jelas ini menyimpang," paparnya.
Enjang pun meminta kepada rekan-rekannya yang masih menjadi anggota NII untuk segera keluar dan meninggalkan NII.
2. Mencuri Disebut Halal
Salah seorang mantan NII Heru Kismanto (53) juga mengungkapkan bahwa seluruh pegawai di Pondok Pesantren Al Zaytun yang berada di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, merupakan pusat NII.
"Di Al Zaytun saya selama 12 tahun, pembaiatan dilakukan di Jakarta, jadi orang-orang yang dikirim ke Al Zaytun itu yang ditunjuk, jadi di baiat dulu baru dikirim ke Al Zaytun, karena semua karyawan Al Zaytun itu 100 persen anggota NII, selain anggota NII ga bisa masuk Al Zaytun," ungkapnya setelah melakukan Ikrar Setia NKRI di Embarkasi Haji Indramayu.
Heru menambahkan, banyak ajaran sesat yang diajarkan di NII, salah satunya menghalalkan untuk mencuri.
"Kesesatan di NII sendiri itu seperti baiat, kemudian mengartikan tafsir Al Quran, menghalalkan mengambil barang diluar jamaah (mencuri)," tambahnya.
"Al Zaytun itu pusatnya NII, tapi ajaran sesat ke santri engga ada, hanya ke pegawai saja, santrinya masih bisa dididik, dibina oleh negara, tapi semua orang yang terafiliasi oleh NII harus dikeluarkan dan dibersihkan," tegasnya.
Bupati Indramayu, Nina Agustina, mengatakan, dari 121 orang tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Nina menambahkan, dengan dicabutnya baiat NII dan kembali ke NKRI, para mantan NII itu bisa bersinergi dengan pemerintah.
"Ada 121 orang ada dari Subang, Indramayu, Jakarta. Berapa lamanya jadi anggota NII bervariasi, yang terpenting saat ini kita telah pencabutan baiat dan kembali lagi kepada marwahnya pangkuan Ibu Pertiwi, kita bersama-sama bersinergi lagi," ungkapnya.
Setelah mengucapkan ikrar di bawah kitab suci Al Quran 121 mantan anggota NII mencium sang saka merah putih menandakan bahwa mereka sudah kembali kembali dan mengakui negara Indonesia serta menandatangani pencabutan baiat NII.(oro/chm)
Load more