Padang, Sumatera Barat - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang, Editiawarman, kondisi kakak beradik korban pencabulan dan pemerkosaan sedarah yang terjadi di Kota Padang, Sumatera Barat sangat mengkhawatirkan. Menurutnya, berdasarkan hasil wawancara singkat baik dengan dua korban dan dua pelaku yang masih dibawah umur, dapat disimpulkan jika mental mereka sudah terbentuk dengan keras.
“Kalau dilihat kondisi anak tadi malam, sedih kita. Kondisi anak yang jadi korban dan yang menjadi pelaku, sama-sama memprihatinkan. Mohon maaf, kami menduga mungkin anak ini kurang mendapatkan kasih sayang. Secara mental, terbentuk keras,” kata Editiawarman, Kamis 18 November 2021.
DP3AP2KB kata Editiawarman, saat ini masih fokus pada perlindungan terhadap kedua korban yang masih dibawah umur. Terkait kapan perbuatan itu dialami oleh kedua korban, belum mengarah sampai kesana.
“Kapan perbuatan ini dialami, belum sampai kesana. Namun, sepertinya sudah berlangsung beberapa kali. Kita harus gali lagi, ngobrol dengan anak dan pelaku. Karena sekarang, sudah ada mental blok yang terbentuk. Maka pendekatan kita, tidak menggali itu kepada anak. Kita harus bertemu dulu hati dengan hati, jiwa dengan jiwa dan pikiran dengan pikiran. Supaya anak ini, merasa diperhatikan,” ujar Editiawarman.
Editiawarman menambahkan, ketika komunikasi sudah terjalin dengan baik dan korban sudah merasa diperhatikan, maka pihaknya akan menelusuri lebih dalam lagi. Secara hukum, kepolisian juga akan menggali fakta baru.
“Mudah-mudahan terungkap. Nanti polisi lah yang akan merilis itu,” kata Editiawarman.
Berdasarkan pengamatan dan fakta yang diperoleh DP3AP2KB, hubungan antara kedua korban dengan ayah dan ibunya sepertinya tidak sebagaimana idealnya dalam sebuah keluarga.
Keluarga sebagai basis pembangunan bangsa kata Editiawarman, tampaknya sekarang sudah mulai terjadi erosi komunikasi dan kasih sayang. Terkait apakah kedua anak tersebut akan dikembalikan ke orang tuanya, Editiawarman belum bisa memastikan hal itu. Menurutnya, saat ini masih fokus pada perlindungan dan rehabilitasi terkebih dahulu.
“Secara psikologis anak, memang harus didekatkan kepada orang tua. Pekerjaan kami berikutnya mengedukasi orang tua. Proses psikologis ini tidak bisa ditargetkan waktunya. Ini PR besar. Dengan banyaknya kasus terdeteksi, kami berharap kesadaran publik meningkat, sehingga pengawasan jadi aktif di masyarakat,” tutup Editiawarman.
Hingga hari ini, Satreskrim Polresta Padang telah merilis tujuh pelaku pencabulan dan pemerkosaan terhadap kakak beradik di Kota Padang, Sumatera Barat. Lima dari tujuh pelaku merupakan keluarga sedarah para korban yaitu kakek, paman, kakak kandung, kakak tiri dan sepupu. Sementara dua terduga pelaku lainnya, terdiri dari satu orang tetangga korban dan satu orang lagi adalah teman paman korban. (Wahyudi Agus/ Wna)
Load more