"Bukan hanya representasi partai politik yang didekati Mas Ganjar atau PDIP, tapi representasi organisasi krusial, yang mungkin tidak merupakan representasi politik formal, tapi representasi umat Islam yang besar," ungkapnya.
Burhan berbicara bahwa dalam konteks pemilihan presiden pengaruh aspek figur lebih dominan, ketimbang pengaruh aspek kendaraan politik atau banyaknya dukungan partai politik terhadap calon tertentu.
"Dalam konteks Pilpres, seringkali pilihan elit tidak serta merta diikuti basis massanya," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Burhan, meskipun saat ini Prabowo Subianto sudah mengantongi dukungan lima partai politik, empat diantaranya partai parlemen. Itu tidak serta merta membuat Prabowo menang mudah. Karena basis massa Golkar, PAN, PKB, bahkan Gerindra tidak serta merta memilih elit partai atau capres cawapres yang disepakati elit partainya.
"Begitu juga berlaku buat Mas Ganjar maupun Mas Anies. Jadi kemampuan untuk mengkonsolidasi massanya, sekaligus mencuri basis dukungan dari partai lain yang mengusung capres yang lain, itu yang akan menjadi kartu AS dalam memenangkan Pilpres 2024," katanya menegaskan. (ant/ito)
Load more