Mojokerto, Jawa Timur - Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 10 Divif 2 Kostrad latihan kendaraan tempur M3 Amphibious Pontoon di Sungai Ngotok, atau anak Sungai Brantas di Lingkungan Balong Cangkring, Kelurahan Cakarayam, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Kendaraan tempur asal Ceko tersebut dipergunakan sebagai salah satu alat penyebrangan tempur dalam peperangan.
Kepala Staf Divisi Infanteri2 Kostrad Brigjen TNI Tjaturputra G Genah mengatakan M3 Amphibious Pontoon merupakan kendaraan ampfibi yang bisa bergerak di darat maupun air sehingga bisa digunakan untuk melakukan hal-hal khusus dalam perang. Dengan dilengkapi dua sisi ponton, jika digelar bisa digunakan untuk jembatan maupun veri penyebrangan kendaraan perang dengan bobot berat.
"Sebanyak 8 unit kendaraan Amphibious Ponton yang digunakan dalam latihan ini. Jika dirangkaikan bisa menjadi jembatan sepanjang 100 meter lebih" terang Tjaturputra, saat ditemui usai apel jam pimpinan di Sungai Ngotok Sabtu (20/11/2021).
Saat ini, TNI Angkatan Darat (AD) memiliki alustsista yang memiliki bobot berat, seperti Tank Leopard yang memiliki bobot hingga 60 ton. Kondisi geografis wilayah Indonesa yang beraneka ragam dan memiliki banyak sungai, sehingga TNI AD memerlukan kendaraan tempur yang mampu membawa alutsisa dengan bobot berat.
"Kondisi geografis Indonesia, dibutuhkan kendaraan yang mampu bermanuver di darat maupun di sungai untuk melakukan pengangkutan alutsista berat saat operasi" ujarnya.
Pemilihan lokasi latihan di sungai Ngotok Mojokerto ini juga mempertimbangkan lebar, arus dan tingkat kedalaman sungai.
"Karakteristik sungai menjadi pertimbangan khusus untuk latihan taktis dengan pertimbangan arus, karena tujuan latihan masih dalam peningkatan kemampuan prajurit dalam menguasai kendaraan tersebut" Jelas Tjaturputra.
Rencananya penggunaan kendaraan M3 Amphibuous Phontoon tidak hanya dalam operasi, namun juga penangggulangan bencana. Karena dalam pengoprasian pembuatan jembatan tidak sampai satu jam.
"Sangat efektif digunakan jika ada jembatan putus. Kita sudah uji coba, hanya butuh waktu 57 menit sudah terangkai" tegas Tjaturputra. (handi/ade)
Load more