Pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti sudah menduga, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak akan jadi pendamping Anies Baswedan, jika sampai pertengahan bulan Juli 2023 eks Gubernur DKI itu tak umumkan nama cawapresnya.
"Kalau di Anies Baswedan saya tidak tahu, tapi saya punya keyakinan, istilah saya begini, kalau sampai pertengahan Juli (2023) tidak ada juga pengumuman Anies terhadap siapa wakil presidennya. Besar kemungkinan itu bukan AHY sebagai calon wakil presiden (pendamping Anies). Artinya AHY tinggal mendukung ya kan," katanya kepada tvOnenews.
Menurutnya, Anies memang sedang mengincar cawapresnya dari kalangan Nahdhiyin. Beberapa nama, sebelumnya, gencar disebutkan. Dari Khofifah, Mahfudz dan terakhir adalah Yenni Wahid. Tak mendapat respon dari 3 tokoh itu, Anies akhirnya menggaet Cak Imin.
"Mengapa tokoh Nahdhiyin? Jawabannya meraup suara di basis NU. Dan itu ada di Jawa Timur atau Jawa Tengah. 2. Menurunkan kadar pandangan Anies sebagai perpanjangan tangan kelompol Islam politik. Sesuatu yang terjadi begitu mesra di kala pilkada DKI Jakarta, 2017 lalu," katanya.
Lalu, mengapa PKB tetap memilih berkoalisi dengan Anies? Soal ini adalah guna mewujudkan bahwa ketum PKB di bawah Cak Imin pernah jadi cawapres. Satu tempat yang sulit dijangkau paska PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin. Dan dalam skala mikro memenuhi mimpi Cak Imin untuk dapat jadi capres, atau minimal cawapres.
"Mimpi yang telah digaungkannya sejak PKB di bawah kepemimpinannya. Jadi, ini bukan soal menang atau kalah. Menang pilpres adalah bonus. Bahwa jadi cawapres itu saja sudah merupakan langkah maju bagi PKB," ucapnya. (ebs)
Load more