Jakarta, tvOnenews.com - Pengamat politik Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan menilai ada kejanggalan dalam pemanggilan Cak Imin oleh KPK setelah ramai jadi Cawapres Anies Baswedan.
Bakal Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan telah memutuskan memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi Cawapres 2024.
Keputusan yang disebut mengejutkan dan sepihak ini langsung disikapi tegas oleh Partai Demokrat.
Partai NasDem dan PKB resmi mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Cawapres dalam Pilpres 2024, Sabtu (2/9/2023).
Anies Baswedan bersama Cak Imin dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono).
Sebelumnya, Anies Baswedan sempat menuliskan surat kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mendampinginya menjadi Cawapres.
Namun, pada akhirnya Anies Baswedan menggandeng Cak Imin dalam Pilpres 2024.
Imbasnya, Partai Demokrat resmi keluar dari koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan terhadap Anies Rasyid Baswedan.
Keputusan ini diambil sehari sebelum deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon Presiden dan bakal calon wakil Presiden, yang dilakukan di Surabaya, Jawa Timur.
Setelah Cak Imin jadi Cawapres Anies Baswedan, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) memanggil ketua PKB itu sebagai saksi korupsi di Kementerian Ketanagakerjaan (Kemnaker) pada 2021.
Menanggapi hal itu, Syahganda Nainggolan hadir sebagai narasumber di kanal Youtube mantan Ketua KPK Abraham Samad.
"Bang Syahanda Nainggolan ini mantan aktivis pergerakan mahasiswa ITB tahun 80-an, jadi berhadapan nih dengan legend-nya mahasiswa masa itu," ujarnya saat memperkenalkan Syahganda Nainggolan dalam Youtube Abraham Samad Speak Up.
Syahganda Nainggolan ikut berkomentar soal fenomena politik atau bahkan disebut drama politik yang mengejutkan sejumlah pihak atas Anies Baswedan memilih Cak Imin sebagai Cawapres-nya dalam Pilpres 2024.
"Bagaimana dengan terminologi yang digunakan oleh orang Demokrat yang merasa meradang ketika Anies memilih Cak Imin, ada yang mengatakan ini sebuah pengkhianatan, ini merupakan pergeseran dari visi misi perubahan?," tanya Abraham Samad.
Syahganda Nainggolan berbicara soal sosok Anies Baswedan memilih Cak Imin sebagai Cawapres 2024.
Menanggapi pertanyaan tersebut, menurut Syahganda bahwa diksi itu terlalu menyakitkan karena ini situasi yang tidak baik-baik saja.
"Kriminalisasi terhadap orang di luar didukung pak Jokowi itu kan terjadi," ujarnya.
Syahganda menerangkan kriminalisasi dalam pengertiannya adalah Demokrat mau dihancurkan oleh Pak Moeldoko, dan Sekjen Partai NasDem yang ditahan KPK kasus kasus korupsi BTS, Johnny G Plate.
"Kemudian kasus BTS tebang pilih, sebuah koran nasional sudah mengungkap siapa-siapa saja yang terlibat termasuk siapa yang dapat baterainya BTS hampir Rp5 triliun itu, itu kan diasumsikan suaminya bu Puan Maharani," ujarnya.
"Kenapa di stop hanya sebatas Sekjen NasDem? yang cuma terima uang taktis, bukan soal nilai ya, tapi kenapa ini ditutupi, kenapa yang katanya kemungkinan terlibat anak menteri ini kenapa gak dibuka," ujarnya.
"Ini kan ada tebang pilih dilokalisir hanya untuk menjatuhkan NasDem, karena apa? NasDem ini namanya Anies dan sekarang temanya itu menurut riset dari CSS yang saya tahu dari bulan Maret lalu. tema itu integritas, bukan pemimpin berani kayak kata pak Jokowi atau pemimpin sederhana atau pemimpin rambut putih, bukan," terangnya.
Lanjutnya, Syahganda mengatakan bahwa Anies Baswedan adalah simbol perubahan.
Dia pun mengaku kaget ketika Gatot Nurmantyo yang selama ini dianggap oposisi, di mana mantan Panglima TNI itu bicara dalam sebuah podcast kalau simbol perubahan itu ada pada Anies Baswedan, bukan pada diri dia.
"Artinya dia sendiri mengakui kalau simbol perubahan tuh pada Anies, maksud saya itu semua orang harus merujuk pada Anies," ujarnya.
"Muhaimin datang dia bilang saya mau gabung pada koalisi perubahan, walaupun dia ngomong ada keberlanjutannya ikut, jangan dipikir AHY dan partai Demokrat, perubahan itu mereka, bukan," jelasnya.
Politikus kelahiran Medan ini menegaskan bahwa Anies Baswedan merupakan simbol perubahan.
"Mereka kalau mau perubahan, dompleng Anies atau nempel Anies," tuturnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more