Bahkan, berebut massa NU dengan basis massa Jatim sudah ada yang menjadi realitas, yakni bakal Calon Presiden dan bakal Calon Wakil Presiden RI, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), yang sudah dideklarasikan di hotel bersejarah di Surabaya, Sabtu (2/9/23).
Deklarasi itu agaknya menggambarkan ketatnya perebutan massa NU menjelang Pemilu 2024, karena Muhaimin sebelumnya menjatuhkan pilihan kepada Prabowo Subianto untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, sehingga elektabilitas Prabowo dan Gerindra pun meningkat.
Namun, sejak Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) berdiri hingga berubah nama menjadi Koalisi Indonesia Maju menyusul bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Golkar, nama Cak Imin tak kunjung dideklarasikan sebagai pasangan Prabowo Subianto.
Nah, ketika ada tawaran atau pembicaraan politik mengenai pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin untuk maju pada pesta demokrasi lima tahunan, maka PKB langsung merespons dengan cepat, meski Muhaimin juga beberapa kali diundang ke kubu Ganjar Pranowo.
Tidak hanya itu, Khofifah yang Gubernur Jatim juga beberapa kali didekati kubu Prabowo dan Ganjar, bahkan Yenny juga mengalami hal yang sama. Lain halnya Mahfud MD yang justru sempat diisukan bahwa dia berpasangan dengan Prabowo dan Ganjar, meski belum menjadi realitas.
Dipilihnya tokoh-tokoh NU, khususnya yang berbasis massa di Jatim, agaknya tidak lepas dari kekuatan massa tradisional atau basis NU yang besar dan solid dalam "komando" ulama atau kiai epuh yang dihormati.
Elektabilitas (Khittah) NU
Load more