Menurut Rossa, sumber utama keuangan Biro itu adalah Aidit, yang secara rahasia menempatkan dana operasional melalui investasi dalam berbagai usaha dagang, seperti bengkel dan reparasi mobil, toko-toko bahan bangunan dan kontraktor, toko-toko yang memasok berbagai barang dari logam, taksi dan angkutan bus, apotek dan usaha-usaha lainnya.
Biro itu dilarang menggunakan semua fasilitas yang menjadi milik partai, dan pengelolaannya diringkas sampai sekecil mungkin untuk menghindari catatan tertulis yang terlalu banyak.
Sjam Kamaruzaman - Dok.Salim Said dan Wikipedia
Anggota Biro Khusus itu menerima gaji dan kompensasi untuk membayar perumahan, ongkos pengobatan, serta pengeluaran-pengeluaran pribadi yang lain, dan biasanya memiliki sebuah pekerjaan tetap untuk kamuflase.
Mereka juga dilarang tampil di pertemuan-pertemuan umum yang diadakan partai, juga dilarang berhubungan dalam bentuk apapun dengan anggota partai yang biasa.
"Kebanyakan dari mereka bekerja dalam lembaga yang berbeda-beda dengan menggunakan nama-nama palsu, beberapa di antaranya dikenal memiliki empat
atau lima nama alias, sebagaimana kemudian ditunjukkan oleh notulen pengadilan militer yang mengadili mereka" tulis Rossa.
Sosok Misterius Sjam Kamaruzaman
Dalam buku "Malam Bencana 1965 dalam Belitan Krisis Nasional, Bagian I Rekonstruksi dalam Perdebatan, Diterbitkan pertama kali oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Ambarwulan dan Aminuddin Kasdi juga menggambarkan bagaimana Biro Khusus beroperasi dengan sosok pemimpinnya yang misterius, Sjam Kamaruzaman.
"Pimpinannya dipercayakan kepada Sjam. Tokoh ini oleh Aidit pernah dikirim ke Vietnam Utara, RRC, dan Korea Utara untuk mempelajari perang rakyat dan intelijen." tulis Ambarwulan dan Aminuddin Kasdi.
"Oleh sebab itu, sepak terjang Sjam selalu awas, licin, dan teliti dalam mempelajari lawan. Sjam juga disebutkan sebagai orang yang misterius dan tertutup." lanjutnya.
Load more