Jakarta, tvonenews.com - Baru-baru ini Menteri Agama, Yaqut Cholil Quomas, melontarkan guyonan yang justru memicu perang urat saraf. Muasalnya adalah guyonan Menag Yaqut tak pilih AMIN (Anies-Muhaimin) dan bid'ah memilihnya.
Guyonan itu awalnya dilontarkan saat memberikan sambutan dalam acara orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), di Gedung Balai Diklat Keagamaan Kemenag Jatim, di jalan Ketintang Surabaya.
Dalam prolognya Gus Yaqut melontarkan candaan, saat menyebut nama kepala balitbang diklat kemenag Amin Suyitno, yang juga merupakan penyelenggara kegiatan tersebut.
" Profesor Amin Suyitno... Ini Aminnya Tambahan atau sudah lama?.. Soalnya lagi ramai nih Amin... Amin...." Ucap Menteri dalam sambutannya, yang disambut tawa para hadirin yang hadir.
Menag kemudian melanjutkan sambutannya, dengan menyebut nama amin tengah jadi perbincangan politik, setelah dideklarasikannya pasangan Anis-Muhaimin (AMIN).
"Saya biasanya panggio pak Yitno ini, bukan pak Amin, jangan-jangan ada Nama presiden singkatannya AMIN, tapi saya ngak milih itu pak... (Sembari tertawa)... Jelas ya... Kalau masih yang milih itu bid'ah," kata Menag.
Usai acara, Menteri agama yang juga merupakan ketua PP GP Anshor ini, menegaskan apa yang disampaikan dalam sambutan itu tidak ada kaitannya dengan PILPRES.
"Tidak ada hubungannya," terang Menag.
Menyikapi guyonan itu, Partai NasDem meradang. Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menganggap pernyataan Menag sebagai hal yang tidak waras. Dia pun mengingatkan kepada Yaqut untuk tidak ikut melakukan politik praktis.
“Yang waras selalu menerima hal-hal yang kita anggap tidak waras lah,” kata Ali di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2023).
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan bahwa kata amin adalah kata yang wajih diucapkan di setiap akhir doa. Oleh karena itu, dia menilai bahwa pernyataan Yaqut keliru.
“Gimana amin bid’ah, amin itu wajib diucapkan setiap akhir doa. Jangan-jangan hanya gunakan kata amin, enggak ada lagi yang salat,” ungkap Ali. (sha/saa/ito)
Load more