Menurutnya saat ini pihaknya masih melakukan kerja sama dengan Interpol dan kepolisian negara terkait untuk mencari dan menangkap gembong narkoba jaringan internasional Fredy Pratama.
"Kita yakin bahwa yang bersangkutan masih ada di wilayah Thailand. Kita melakukan kerjasama dengan Interpol, dengan kepolisian dari Thailand, dari Malaysia dan Imigrasi Thailand-Malaysia untuk mengetahui keberadaan Fredy Pratama," ungkapnya.
Di sisi lain, dalam pengungkapan sindikat peredaran narkotika internasional jaringan Fredy Pratama itu Bareskrim Polri turut berkoordinasi dengan Kepolisian Malaysia, dan Thailand serta stakeholder terkait.
"Yang bersangkutan ini mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand, dan daerah operasinya termasuk di Indonesia dan daerah Malaysia Timur kita tentu sudah komunikasi dengan teman-teman dari Royal Thai Police dan Royal Malaysia Police," ungkapnya.
Tercatat, Bareskrim Polri telah menangkap puluhan tersangka terkait jaringan peredaran narkotika yang dikendalikan buronan Fredy Pratama. Para pelaku sindikat peredaran narkoba internasional jaringan Fredy Pratama ditangkap kepolisian dengan sandi operasi Escobar Indonesia.
"Dari kegiatan operasi yang kita gunakan dengan sandi Escobar Indonesia ini ada 39 orang yang ditangkap periode Mei 2023 hingga saat ini," katanya.
Mukti mengatakan Fredy Pratama mendapat narkoba tersebut dari kartel jaringan The Golden Triangle atau segitiga emas. "Betul (terafiliasi dengan jaringan segitiga emas)," kata Mukti saat dikonfirmasi.
Mukti menuturkan usai mendapati narkoba tersebut Fredy Pratama kemudian menyelundupkan barang haram itu ke Indonesia. Sebelum diselundupkan ke tanah air, narkoba tersebut dikemas di Thailand oleh jaringan Fredy Pratama dengan kemasan Teh China.
"Narkoba dibeli di segitiga emas dipacking di Thailand dalam teh cina dan dikirim ke Malaysia dan kirim ke Indonesia," katanya.
Load more