tvOnenews.com - Konflik yang terjadi di Pulau Rempang masih berlanjut, Indonesia kini sedang prihatin dengan konflik yang berujung bentrok antara warga dengan aparat yang terjadi pada Kamis (7/9/2023).
Warga Rempang melakukan unjuk rasa karena menolak rencana relokasi penduduk Pulau Rempang, Batam yang berjumlah kurang lebih 7.500 jiwa karena adanya proyek pembangunan Rempang Eco-City.
Sementara itu, tokoh masyarakat angkat bicara mengapa Ia bersama warganya menolak untuk direlokasi.
Sudirman, salah satu tokoh masyarakat Pulau Rempang mengaku sudah lama mengetahui tentang proyek strategis nasional pemerintah Rempang Eco City di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau tersebut.
“Cuma kan yang tidak habis pikir itu, kita pribumi, kita mau diusir dari kampung kita sendiri. Jadi kami selaku masyarakat Rempang Galang ini merasa terusir dari kampung sendiri,” ungkap Sudirman kepada tvOne.
Padahal, menurutnya masyarakat tidak akan pernah melawan pemerintah yang ada di Batam. Bahkan menurutnya masyarakat sangat setuju dengan adanya pembangunan proyek Rempang Eco-City tersebut.
“Cuma kami mohon kepada pemerintah, tolonglah perhatikan kami yang ada di Pulau Rempang ini. Kami sangat tidak setuju kalau seandainya kami harus dialokasikan. Disitu yang agak tidak sejalan dengan pemerintah yang ada di Batam maupun di Pusat,” tuturnya.
Masalah ini menjadi perhatian bagi banyak orang termasuk public figure di Tanah Air, salah satunya Ustaz Adi Hidayat yang merasa prihatin dengan konflik yang terjadi di Pulau Rempang, Batam ini.
Pendakwah, Ustaz Adi Hidayat angkat bicara mengenai konflik Pulau Rempang. Dirinya memberikan beberapa usulan kepada pemerintah tentang rencana relokasi warga dari 16 Kampung Tua Melayu di Pulau Rempang.
Melalui sebuah video pada kanal YouTube Adi Hidayat Official, UAH memberikan usulan kepada pemerintah yang terbagi menjadi tiga poin.
Ustaz Adi Hidayat. (Ist)
Poin pertama, UAH memberikan solusi warga Rempang untuk tidak direlokasi namun dijadikan sebagai objek wisata edukasi.
Load more