Depok, tvOnenews.com - Capres dari PDIP Ganjar Pranowo menyinggung soal tenaga kerja asing (TKA) asal China yang bekerja di Indonesia.
Ganjar mengatakan banyak warga Indonesia yang memprotes bahwa banyak perusahaan di Indonesia memperkejakan TKA dari China bukan pegawai Indonesia sendiri.
Dia menyebut sebagian pegawai Indonesia bahkan meminta pemerintah memulangkan TKA asal China itu ke negara asalnya.
“Jangan teriak-teriak banyak pegawai China, ‘diusir Pak’. Pengalaman di Jateng [Jawa Tengah] gitu,” kata Ganjar saat mengisi Kuliah Kebangsaan di Kampus UI, Depok, Jawa Tengah, Senin (18/9/2023).
Politikus PDIP itu lantas kembali bertanya kepada warga jika TKA China dipulangkan. Ganjar menanyakan apakah pegawai Indonesia mampu menggantikan posisi pegawai China itu atau tidak.
“Ya sudah kita usir besok pagi, tapi kamu bisa gantikan enggak? Kalau saya bicara blak-blakan enggak ada, 'nanti oh ya, ya, kita akan bicarakan'. Kesuwen [kelamaan],” tutur mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Keberadaan TKA asal China terus menjadi polemik, seperti yang dilansir dari tayangan YouTube channel Saiful Haholongan dengan judul "Ngeri!! China Sudah Siapkan Pasukan Untuk Kuasai Indonesia,Begini Tanggapan Ruslan Buton," yang diunggah pada 8 Juli 2023
"Bahwa saya selalu berbicara ancaman, masuknya TKA China yang begitu tidak masuk akal. Ini perlu saya ceritakan biar semua juga tahu," ujar Ruslan Buton.
Ruslan Buton yang merupakan seorang mantan Kapten TNI AD yang kerap berbicara soal ancaman China yang bahkan sudah menyiapkan pasukan untuk menguasai Indonesia.
Mantan Kapten TNI AD yang pernah terjerat kasus ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo ini menjelaskan terkait masuknya TKA China yang begitu tidak masuk akal ke wilayah Indonesia.
Menurut Rustam Buton, ancaman tersebut berada di Pulau Taliabu khususnya, kalau di Maluku Utara hampir semua ada, di Weda by nikel kemudian ada di pulau Obi di Pulau Bacan.
"Terutama di pulau Taliabu itu disana ada smelter yang terpanjang kedua di dunia setelah Kolombia katanya. 42 KM di Taliabu, itu dari tambang langsung ke pelabuhan, jadi kapal sandar, hasil bumi itu masukkan berangkat. Kita nggak tahu," ujar Ruslan. (saa/udn/mii)
Load more