Berkaca pada Pemilu 2019 lalu, Bagja tak ingin masyarakat terpecah belah yang disebabkan oleh fitnah dan hoax pada saat jelang pemilu.
Perpecahan itu hanya karena perbedaan pilihan pasangan pemimpin dalam pemilu.
"Kenapa MoU ini sangat penting? MoU ini merupakan salah satu mitigasi resiko terhadap persoalan media sosial yang banyak kita hadapi pada pemilu 2019," jelas Bagja.
"2019 pemilu kita dengan banyaknya hoaks yang bersiliweran di media sosial akan menambahkan kericuhan di tahun 2019 yang lalu," sambungnya.
Bagja mengatakan bahwa MoU ini salah satu mitigasi risiko penyebaran informasi hoaks yang merajalela di media sosial pada Pemilu 2019.
"Sekarang dengan mitigasi seperti ini kami harapkan dengan adanya tiktok atau beberapa platform yang akan bekerja sama dengan Bawaslu RI, kita akan meningkatkan sebuah pemilu yang kemudian lebih argumentatif, lebih reasonable, pilihan-pilihan yang diserahkan kepada masyarakat untuk memilihnya tanpa kemudian melalukan fitnah, berdasarkan suku agama dan RAS," papar Bagja.
"Ini yg paling penting, ini yang akan kita wujudkan pada pemilu tahun 2024 ini," pungkasnya.(rpi/muu)
Load more