tvOnenews.com - Pengamat politik Rocky Gerung ikut berkomentar soal konflik yang terjadi di Pulau Rempang dan meminta Ganjar Pranowo untuk diam soal kasus Rempang. Indonesia kini sedang prihatin dengan konflik yang berujung bentrok antara warga dengan aparat yang terjadi pada Kamis (7/9/2023).
Aksi demo besar-besaran yang terjadi antara warga Pulau Rempang dengan aparat di kantor BP Batam.
Warga Rempang melakukan unjuk rasa karena menolak rencana relokasi penduduk Pulau Rempang, Batam yang berjumlah kurang lebih 7.500 jiwa karena adanya proyek pembangunan Rempang Eco-City.
Ribuan warga Rempang saat unjuk rasa di BP Batam menolak relokasi. (tvOnenews - Alboin Hironimus)
Ganjar Pranowo bakal calon Presiden dari PDIP ikut meminta pemerintah untuk mengatasi konflik Rempang.
Namun yang menarik adalah netizen justru menyinggung balik Ganjar Pranowo soal isu wadas, konflik isu desa wadas yang sempat jadi perbincangan hangat di media sosial.
Menanggapi hal itu, Rocky Gerung mengaku jika Ganjar Pranowo ikut mengomentari soal Pulau Rempang, sudah jelas orang bongkar lagi soal isu wadas.
"Ini kayak anak kecil yang ngintil orang dewasa, terus ikut-ikutan komentar, netizen bilang Anda itu Ganjar anak kecil yang gak ngerti apa-apa soal wadas kan," ujarnya yang dilansir Youtube Rocky Gerung Official.
Mantan Dosen UI yang dikenal kritik kerasnya ata rezim Presiden Jokowi ini menyarankan agar Ganjar Pranowo lebih baik diam saja.
Terlebih mantan Gubernur Jawa Tengah itu dikenal banyak berkonflik dengan pembebasan lahan pegunungan Kendeng dan desa Wadas.
"Sebetulnya Ganjar diam saja, semakin dia ngomong semakin dia dianggap nebeng doang, nggak yang otentik pada Ganjar pada akhirnya," ujarnya.
"Ngomong apa soal Wadas, soal kendeng segala macam, orang akan bongkar lagi bagaimana emak-emak itu menyemen kakinya di depan Istana, dan gak dipeduli oleh Jokowi," tambahnya.
Rocky menyebut kalau emak-emak itu menyemen kakinya karena protes pengambilalihan, perusakan gunung kapur di Kendeng.
Rocky Gerung. (ist)
Demikian juga konflik Wadas yang sampai sekarang masih menjadi isu dunia.
"Jadi sebetulnya politik itu gak boleh siasat yang gak ada dasarnya, dan orang akan ketawa ini Ganjar ngapain ada di situ," tuturnya.
Pada kesempatan itu pula, Rocky Gerung menyarankan agar Ganjar Pranowo lebih gentle dan fair.
"Oke poin itu tidak akan saya komentari, karena saya masih punya utang di Wadas, kan itu lebih fair mengatakannya, kok gak bisa dapat kalimat cerdas itu," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengomentari konflik yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, terkait persoalan pengosongan lahan di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, disebabkan oleh komunikasi yang kurang baik.
Presiden menambahkan bahwa konflik yang terjadi antara aparat keamanan dan warga Rempang itu tidak seharusnya terjadi, jika warga setempat diajak bicara dan diberi solusi atas rencana pengembangan proyek Rempang Eco City oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.
"Karena di sana sebenarnya sudah ada kesempatan bahwa warga akan diberi lahan 500 meter plus bangunan tipe 45, tetapi ini tidak dikomunikasikan dengan baik. Akhirnya menjadi masalah," kata Jokowi ketika ditemui di sela-sela kunjungannya ke Pasar Kranggot, Cilegon, Banten, Selasa (12/9/2023).
Presiden kemudian menugaskan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk memberikan penjelasan langsung kepada warga Rempang terkait pelaksanaan proyek investasi tersebut.
Dikutip dari laman BP Batam, Rempang Eco City merupakan salah satu proyek yang terdaftar dalam Program Strategis Nasional 2023 yang pembangunannya diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023 yang disahkan pada 28 Agustus.
Proyek Rempang Eco City merupakan kawasan industri, perdagangan, hingga wisata terintegrasi yang ditujukan untuk mendorong daya saing dengan Singapura dan Malaysia.
Proyek tersebut akan digarap oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) dengan target investasi mencapai Rp381 triliun pada 2080. PT MEG merupakan rekan BP Batam dan Pemkot Batam. (agr/mii/ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more