tvOnenews.com - Kolonel Abdul Latief, Komandan Brigade Infanteri Kodam V Jakarta Raya, dalam rapat persiapan G30S PKI pada September 1965 di rumah Kepala Biro Khusus PKI, Sjam Kamaruzaman, terlihat gelisah.
Naluri militer Latif mengatakan, ada sedikitnya 60.000 tentara di Ibu Kota Jakarta yang saat itu tidak mengetahui tentang G30S PKI. Sikap ribuan tentara itu akan sangat menentukan keberhasil operasi yang mereka susun.
Victor M. Fic dalam bukunya "Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi", diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia 2007 dan diterjemahkan oleh Rahman Zainuddin, Bernard Hidayat dan Masri Maris, menulis
Cuplikan Film Pengkhianatan G30S PKI
" Latief melihat kemungkinan reaksi mereka yang spontan karena kurang mendapat cukup informasi, atau muncul karena kekacauan yang melanda mereka pada siang harinya, merupakan faktor yang tak dapat diprediksi, yang bisa jadi memberi dampak sebaliknya bagi operasi penculikan pucuk pimpinan AD yang direncanakan." tulis Victor.
Selain perkara itu, hal terpenting lainnya yang belum dapat dibaca oleh para konspirator G30S PKI adalah sikap dari Mayjen Soeharto, Panglima Kostrad yang punya banyak kekuatan pasukan di ibu kota Jakarta.
"Baik Latif, Suparjo, Untung maupun Syam, dalam rapat jelang G30S PKI sama-sama galau membaca kemungkinan pasti sikap Pangkostrad Mayjen Soeharto. Memastikan sikap Soeharto merupakan pekerjaan yang sangat sulit," ungkap Victor.
Load more