“TNI adalah simbol pertahanan negara tuh. Nah itu tidak boleh terucap dari Panglima bakal rakyat 1000 kami 1000. Rakyat dan TNI itu ibarat ikan dan air yang sejarahnya begitu di zaman kemerdekaan. Jadi kalau sekarang ikan berkelahi dengan air itu nggak masuk akal tuh,” sambungnya.
Dirinya memahami karena bentrok yang terjadi pada Kamis (7/9/2023) antara warga dan aparat ini cukup alot. Namun ia tekankan bahwa TNI seharusnya dihargai sebagai pertahanan musuh dari luar, bukan dari dalam negara sendiri.
“Tetapi sekali lagi kita ingin supaya TNI itu betul-betul dihargai sebagai aparat pertahanan musuh dari luar bukan musuh dari dalam,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi sikap Panglima TNI, Laksamana Yugo Margono yang berani meminta maaf usai memerintahkan prajuritnya memiting warga Pulau Rempang.
Selain patut diapresiasi, sikap Panglima TNI juga patut untuk dicontoh pejabat lainnya. Sebab, tak sedikit pejabat yang mengeluarkan pernyataan yang membuat keruh suasana, namun enggan meminta maaf atas pernyataan tersebut.
Alih-alih mengakui kesalahan, para pejabat tersebut justru berkelit yang pada akhirnya malah semakin memperluas ketegangan.
Load more