Jakarta, tvOnenews.com-Kisruh relokasi 7.500 warga Pulau Rempang yang berujung pada bentrokan pada 7 September dan 11 September 2023 ternyata membuat sebagian komitmen investasi melayang. Tomy Winata, pendiri Artha Graha Group, pemilik anak usaha PT Makmur Elok Graha, pemegang konsesi pusat bisnis di Pulau Rempang pada Majalah Tempo mengungkap, ia tak hanya wira wiri ke China mengejar investor, tetapi juga ke Eropa.
Tomy berkisah ia presentasi di depan puluhan pengusaha dari Kamar Dagang dan Industri-nya Belanda tentang peluang bisnis di Rempa Eco City. Tak sia sia, seorang pengusaha tergaet, tertarik berinvestasi di Pulau Rempang. Namun, kisruh relokasi agaknya membuat sang pengusaha kembali pikir pikir.
"Jika ramai mungkin ia akan mundur," ujar Tomy pada Tempo, Kamis 14 September 2023.
Rusuh Rempang juga memaksa Tomy untuk pulang dari lawatannya lebih cepat. Kini Tomy masih menunggu kepastian investasor China. Ia mengaku akan menceritakan apa yang terjadi pada investor tersebut apa adanya. Hingga kini ia mengaku masih berkomunikasi dengan pihak BP Batam sebagai pengelola kawasan Pulau Rempang."Kami akan patuh dan loyal pada pemerintah," ujar Tomy.
Langkah Tomy yang kini disorot banyak kalangan, ujar Tomy, sebenarnya hanya untuk memajukan wilayah yang dianggapnya memiliki potensi sangat besar menyaingi negeri jiran. Bagi Tomy Barelang dan Rempang sebagai pintu gerbang Indonesia belum tergarap dengan baik.
"Jika kita naik perahu dari arah Johor di Selat Malaka, kita melihat lampu lampu. Kita nengok kanan? Punya niat tidak jadikan mungkin tidak seterang Singapura, tapi tidak segelap sekarang," ujar Tomy.
Seperti diketahui pemerintah pusat mengirim sejumlah menteri dan pejabat setingkat menteri untuk membahas kisruh Rempang. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan bahwa hak warga Rempang, Batam, Kepulauan Riau, dapat terpenuhi, namun juga menekankan bahwa rencana investasi di wilayah tersebut harus tetap berjalan. (bwo)
Load more