Dalam rapat tersebut, Sjam menyatakan rasa optimisnya, bahwa kekuatan militer yang berhasil mereka himpun mampu diandalkan untuk mendukung kesuksesan operasi militer G30S PKI.
Victor M. Fic dalam bukunya "Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi", diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia 2007 dan diterjemahkan oleh Rahman Zainuddin, Bernard Hidayat dan Masri Maris, menulis,
Pada rapat ke 4 tanggal 15 September 1965, Sjam Kamaruzzaman menyampaikan kesiapan dua batalyon dari Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk bergabung dalam operasi militer G30S PKI.
Laporan-laporan awal mengisyaratkan bahwa pasukan mereka bisa diandalkan untuk memberikan dukungan bersenjata pada serangan untuk menculik para jenderal, Sjam juga berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut pada waktunya nanti.
"Sjam memberitahu hadirin bahwa dua batalyon dari Jawa Tengah dan Jawa Timur tak lama lagi akan tiba di Jakarta untuk ambil bagian dalam perayaan Hari Angkatan Bersenjata yang akan diselenggarakan pada 5 Oktober." tulis Victor.
Foto: Pemimpin Partai Komunis Indonesia DN Aidit (istimewa)
Dalam catatan Victor, Sjam, Untung, Suparjo, Latief dan Pono, telah bertemu sepuluh kali untuk menyempurnakan detail-detail teknis militer operasi militer G30S PKI.
Pada rapat selanjutnya tanggal 19 September 1965, mereka menyepakati pembagian tanggungjawab yang terkait dengan operasi penculikan para jenderal, yaitu aksi-aksi politik akan diarahkan oleh Sjam dan Pono, sementara Untung dan Latief akan memimpin aksi militer.
Load more