LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Jenderal Nasution yang kakinya terluka sedang membahas situasi di markas Kostrad pada 1 Oktober 1965.
Sumber :
  • Dok.Wikipedia

Pukulan Keras Jenderal Nasution pada Letkol Untung Cs usai Lolos dari G30S PKI, Ini Perintahnya pada Soeharto

Menhankam Pangab Jenderal Nasution menjadi target utama yang harus tangkap G30S PKI, perintah yang diterima adalah, "menangkap Nasution, hidup atau mati!".

Minggu, 24 September 2023 - 05:10 WIB

tvOnenews.com - Pagi buta, 1 Oktober 1965, pasukan Cakrabirawa dengan sandi pasopati pimpinan Lettu Doel Arif  itu mengepung rumah di jalan Teuku Umar 40, Jakarta. Sang pemilik rumah adalah Jenderal Nasution yang kala itu menjabat sebagai Menhankam Pangab.

Berondongan tembakan senapan laras panjang yang dilepaskan pasukan penculik itu merobek ketenangan pagi di bilangan Teuku Umar. Di dalam rumah itu, seisi penghuni terjaga, tak terkecuali Jenderal Nasution yang tengah beristirahat bersama istri dan putri bungsunya Ade Irma Nasution. 

Jenderal Abdul Haris Nasution adalah target utama G30S PKI yang harus ditangkap, perintah yang diterima Doel Arief dan pasukannya sangat jelas, "menangkap Nasution, hidup atau mati!".

Jenderal Nasution dan keluarga (Dok.Wikipedia)

Baca Juga :

Tapi takdir sejarah berkata lain, Sang Jenderal berhasil selamat pada detik-detik yang menegangkan, walaupun kemudian ia harus merasakan kepedihan, putri bungsunya Ade Irma Suryani, tertembus peluru, gugur menjadi perisai bagi sang ayah.

Peneliti asal Amerika Serikat, Victor M. Fic, dalam bukunya "Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi", menceritakan bagaimana Jenderal Nasution berupaya meloloskan diri dari sergapan pasukan Letnal Doel Arif.

Pukul 06.00, Nasution keluar dari persembunyiannya di sekitar rumah Dr. Leimena, di Jalan Teuku Umar 36. Ia masuk lewat pagar ke rumahnya sendiri di Jalan Teuku Umar 40.

Dari rumahnya, Nasution kemudian dibawa dengan mobil oleh Letnan Kolonel Hidajat Wirasondjaja, Komandan Staf Markas Besar AD, ajudannya Mayor Sumargono dan ipar laki-laki Nasution, Bob Sunarjo Gondokusomo, ke persembunyian baru, yang terletak tidak jauh dari kantor Staf Angkatan Bersenjata.

Nasution harus terus berlari dari kejaran pasukan pembunuh. Demi keamanan dirinya, Jenderal yang telah kenyang di berbagai medan pertempuran itu harus tiarap di lantai mobil saat dibawa keluar dari kawasan Teuku Umar. 

" Mereka khawatir para pembunuh akan terus mengejar Nasution untuk kembali mencoba membunuhnya jika ia dibiarkan di rumahnya atau di sekitar situ. Kekhawatiran mereka ternyata beralasan, karena tidak lama setelah Nasution lolos seorang anggota Tjakrabirawa datang ke rumahnya mencari dia dan menanyakan di mana Nasution." tulis Victor.

 

Pembalasan Sang Jenderal yang Terluka

Di rumah persembunyiannya pada 1 Oktober 1965, Nasution mendengar dari radio pada pukul 08.00 siaran ulang Pengumuman Dewan Revolusi, yang ditandatangani Letkol Untung

Ia kemudian memerintahkan kepada Letkol Hidajat Wirasondjaja untuk mencari informasi lebih lanjut tentang situasi Jakarta saat itu. 

"Dalam hubungan ini, letkol itu pergi ke Kostrad, di situ ia bertemu dengan Soeharto dan Umar, dan melaporkan kepada mereka mengenai keadaan Nasution dan bahwa ia sehat wal’afiat dan sedang bersembunyi, karena anak buah Untung masih mencari-cari dia." tulis Victor dalam bukunya. 

Soeharto dan Umar kemudian memberikan juga informasi kepada Hidajat mengenai apa yang telah terjadi, dan ini kemudian disampaikan Hidajat kepada Nasution sekembalinya dari Kostrad. 

Foto: Jenderal Nasution (kiri) dan Mayjen Soeharto (kanan) - Dok Wikipedia

Pada waktu bersamaan Nasution memperoleh informasi dari sumber-sumber lain mengenai operasi Letkol Untung. 

Karena ada petunjuk-petunjuk keterlibatan PKI dalam kejadian itu, ia memerintahkan Hidajat untuk kembali ke Kostrad sekitar pukul 09.00, membawa perintah untuk dijalankan Mayjen Soeharto.

Sebagai Menko Hankam/KASAB Nasution memerintahkan Soeharto untuk mengidentifikasi dan melokalisir pasukan musuh, menutup semua jalan masuk ke kota Jakarta, dan meminta bantuan dari pasukan dari Divisi Siliwangi.

Nasution juga memerintahkan Soeharto menggunakan RRI Bandung untuk membantah adanya Dewan Jenderal, mencari informasi tentang keadaan Presiden Soekarno, serta membangun kordinasi dengan kesatuan militer lain selain Angkatan Udara.

Begitu Untung menyiarkan susunan Dewan Revolusi pada pukul 14.00, Nasution memutuskan bahwa harus diambil tindakan cepat dan langsung terhadap Letkol Untung di semua front oleh Angkatan Darat dan bahwa angkatan-angkatan lain harus diperintahkan untuk ikut serta.

Hari pertama G30S PKI, dengan cepat Nasution dan Soeharto berhasil memegang kendali di lapangan, pada petang harinya stasiun RRI direbut oleh pasukan RPKAD pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. 

Sebagaimana yang dikisahkan oleh sejarawan Salim Said dalam bukunya "Dari Gestapu ke Reformasi, Serangkaian Kesaksian" Pasukan RPKAD yang merebut RRI itu berada di bawah komando Letnan Dua Sintong Panjaitan, komandan peleton dari Kompi Oerip Soetjipto pasukan RPKAD atau sekarang dikenal sebagai Kopassus. 

"Ketika Sintong dan pasukan Baret Merah tiba di RRI, orang-orang Gestapu memang sudah pada pergi. Itulah penjelasannya mengapa pengambilalihan stu dio pusat RRI tidak mengguna kan kekerasan." tulis Salim Said.

Usai RRI berhasil direbut, teks pengumuman pertama yang dibacakan Soeharto kepada rakyat adalah mengutuk kudeta yang dilakukan oleh Letkol Untung, bahwa GESTAPU telah menculik enam jenderal dan merebut kekuasaan negara, tetapi Presiden selamat dan situasi di Jakarta dan provinsi berada di bawah kendalinya. 

Ia selanjutnya mengatakan bahwa ia telah mengambil alih komando Angkatan Darat (AD) untuk sementara, dan bahwa Angkatan Laut dan Kepolisian bekerja sama dengan AD untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.

Siaran ini jelas membawa dampak yang sangat besar di provinsi-provinsi, karena memberi tahu kelompok-kelompok pemberontak di situ bahwa GESTAPU di ibu kota Jakarta telah tumbang. 

Akibatnya, kelompok-kelompok yang belum memulai operasi menghentikan persiapan-persiapannya, sedangkan kelompok-kelompok yang sudah merebut kekuasaan mulai mundur untuk menghapus jejak.

Foto: Pemakaman pahlawan revolusi, 5 Oktober 1965 - Dok.Film Pengkhianatan G30S PKI

Setelah siaran radio Soeharto itu, Nasution, sebagai Menko Hankam/KASAB memerintahkan Angkatan Laut dan Kepolisian untuk bekerja sama penuh dengan Angkatan Darat yang sekarang berada di bawah komando Mayjen Suharto, untuk menumpas GESTAPU di ibu kota dan di seluruh negeri. 

Hari itu, Nasution berada di Kostrad sampai sekitar 01.00 pada 2 Oktober, dan mendapat laporan tentang kekalahan GESTAPU di Semarang, Bandung, Yogyakarta, Solo dan tempat-tempat lain.

Pada hari kedua, pasukan RPKAD dan batalyon lainnya yang telah dikonsolidasikan oleh Kostrad kemudian menyerbu dan merebut kawasan Halim, jantung operasi G30S PKI. 

Suasana saat RPKAD menyerbu Halim itu juga diungkapkan Suparjo dalam surat rahasianya kepada Omar Dhani yang gagal diselundupkan ke dalam penjara.

"Kawan-kawan pimpinan dari “G-30-S” kumpul di LB (Lubang Buaya). Kesatuan RPKAD mulai masuk menyerang, keadaan mulai “wanordelijk” (kacau). Pasukan-pasukan pemuda belum biasa menghadapi praktek perang sesungguhnya." ungkap Suparjo. 

Baca Juga: Letkol Untung yang Kurang Tidur dan Pasukan Lapar yang Membelot ke Soeharto

Dengan demikian berakhir sudah petualangan G30S PKI dalam rencana Kudeta tersebut. Hanya dalam hitungan jam, Kudeta tersebut gagal akibat pukulan keras dari duet NATO atau Nasution-Harto, seperti yang disebut Suparjo dalam suratnya itu. 

Hari-hari berikutnya adalah masa yang kelam, tidak hanya bagi para pimpinan operasi militer G30S PKI dan pasukan yang terlibat di dalamnya, tapi juga bagi jutaan orang yang secara sadar ataupun tidak telah bersinggungan langsung dengan ideologi Partai Komunis Indonesia atau PKI. (buz)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Resmi! Pemain Keturunan Indonesia Adrian Wibowo Naik Kelas, Jadi Saingan Baru Maarten Paes di Liga Amerika Serikat

Resmi! Pemain Keturunan Indonesia Adrian Wibowo Naik Kelas, Jadi Saingan Baru Maarten Paes di Liga Amerika Serikat

Kiper Maarten Paes tidak akan menjadi satu-satunya pemain berdarah Indoneesia di MLS 2025, lantaran Adrian Wibowo naik kelas di klubnya, Los Angeles FC.
PDIP Bakal Laporkan Dugaan Kecurangan Selama Pilgub ke Bawaslu

PDIP Bakal Laporkan Dugaan Kecurangan Selama Pilgub ke Bawaslu

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan pihaknya sudah mengumpulkan bukti-bukti dugaan kecurangan selama Pilgub dan bakal melaporkan ke Bawaslu.
Tabrak Pohon, Dua Pemuda Pengendara Sepeda Motor Ditemukan Tewas di Sungai Winongo Kecil Bantul

Tabrak Pohon, Dua Pemuda Pengendara Sepeda Motor Ditemukan Tewas di Sungai Winongo Kecil Bantul

Dua pemuda ditemukan tewas di Sungai Winongo Kecil di Bendungan Carikan Mulyuodadi, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, Kamis ( 28/11/2024).
Emanuel Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma Unggul Versi Dua Lembaga Survei di Pilkada NTT

Emanuel Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma Unggul Versi Dua Lembaga Survei di Pilkada NTT

Pasangan ini unggul dari dua pasangan calon lain yakni dan Yohanis Fransiskus Lema - Jane Natalia Suryanto serta Simon Petrus Kamlasi - Adrianus Garu.
Punya Rp60 Triliun Proyek Berjalan, WIKA Gapai Kontrak Baru Senilai Rp16,97 Triliun: Mayoritas dari Proyek Infrastruktur dan Gedung

Punya Rp60 Triliun Proyek Berjalan, WIKA Gapai Kontrak Baru Senilai Rp16,97 Triliun: Mayoritas dari Proyek Infrastruktur dan Gedung

Kontrak baru ini didominasi oleh proyek utama di bidang pembangunan infrastruktur dan gedung, termasuk kontribusi dari unit bisnis WIKA Beton dan WIKA Gedung.
Menteri PM Muhaimin Iskandar: 8,8 Juta Korban Judi Online Adalah Penambahan Kaum Miskin Baru

Menteri PM Muhaimin Iskandar: 8,8 Juta Korban Judi Online Adalah Penambahan Kaum Miskin Baru

Menko PM Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan bahwa sebanyak 8,8 juta orang yang terlibat dan melakukan judi online adalah kontributor kemiskinan baru.
Trending
Mulai Sekarang Shalat Subuh Baca 2 Surat ini, Amalan Terhindar Fitnah dan Dikepung Rezeki Bertubi-tubi Kata Mbah Moen

Mulai Sekarang Shalat Subuh Baca 2 Surat ini, Amalan Terhindar Fitnah dan Dikepung Rezeki Bertubi-tubi Kata Mbah Moen

Almarhum KH Maimun Zubair alias Mbah Moen pernah menyampaikan dua amalan surat pendek saat shalat Subuh agar mendatangkan rezeki dan terhindar dari fitnah.
Ternyata Amalan ini Kalahkan Pahala Shalat Tahajud dan Haji Mabrur, Meski Sederhana Tolong Rutinkan Kata Ustaz Abdul Somad

Ternyata Amalan ini Kalahkan Pahala Shalat Tahajud dan Haji Mabrur, Meski Sederhana Tolong Rutinkan Kata Ustaz Abdul Somad

Ustaz Abdul Somad (UAS) menyatakan pahala shalat Tahajud dan haji mabrur masih kurang dahsyat dan dikalahkan oleh satu amalan sederhana ini meski sangat berat.
Pemain Berlabel Bintang yang Awalnya Tolak Timnas Indonesia Kini Malah Memohon Ingin Gabung Skuad Garuda, Siapa Saja?

Pemain Berlabel Bintang yang Awalnya Tolak Timnas Indonesia Kini Malah Memohon Ingin Gabung Skuad Garuda, Siapa Saja?

Deretan pemain berlabel bintang yang awalnya menolak mentah-mentah tawaran membela Timnas Indonesia namun kini malah berbalik ingin bergabung, cek siapa saja.
Ko Hee-jin Ungkap Biang Kerok Red Sparks Kalah Memalukan dari Tim Gurem AI Peppers, Semua Gara-gara Megawati Hangestri Cs Itu...

Ko Hee-jin Ungkap Biang Kerok Red Sparks Kalah Memalukan dari Tim Gurem AI Peppers, Semua Gara-gara Megawati Hangestri Cs Itu...

Ko Hee-jin mengungkapkan mengapa Megawati Hangestri dan skuad Red Sparks bisa kalah memalukan dari tim pesakitan seperti AI Peppers di Liga Voli Korea 2024-2025
Media Besar Belanda Kembali Soroti Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia, Sebut Semua 'Gara-gara' Erick Thohir Katanya...

Media Besar Belanda Kembali Soroti Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia, Sebut Semua 'Gara-gara' Erick Thohir Katanya...

Media besar Belanda soroti naturalisasi yang gencar dilakukan PSSI demi memperkuat Timnas Indonesia. Sosok ini singgung nama Ketum PSSI Erick Thohir katanya...
Diego Michiels Ungkap Betapa Malunya Dia saat Bela Timnas Indonesia dan Telan Kekalahan Besar: Aku Sampai...

Diego Michiels Ungkap Betapa Malunya Dia saat Bela Timnas Indonesia dan Telan Kekalahan Besar: Aku Sampai...

Diego Michiels yang kini perkuat Borneo FC Samarinda pernah menceritakan momen memalukan yang dirasakannya saat masih menjadi Timnas Indonesia. Adapun saat itu
Reaksi Mengejutkan Suporter Jepang saat Tahu Timnas Indonesia Naturalisasi Ole Romeny, Mempertanyakan Aturan FIFA

Reaksi Mengejutkan Suporter Jepang saat Tahu Timnas Indonesia Naturalisasi Ole Romeny, Mempertanyakan Aturan FIFA

Berikut ini berbagai reaksi dari suporter sepak bola Jepang melihat timnas Indonesia sedang proses naturalisasi pemain keturunan, Ole Romeny, sindir sistem.
Selengkapnya
Viral