Jakarta, tvOnenews.com - Sikap tegas Habib Bahar bin Smith soal konflik agraria yang terjadi di Pulau Rempang, yang mendapat sorotan berbagai pihak terutama warga menolak direlokasi.
Konflik agraria di Pulau Rempang menjadi pemicu warga meradang, lahan seluas 7.572 hektar di Pulau ini menjadi target lahan proyek strategis nasional dan akan dibangun pabrik kaca milik perusahaan China Xinyi Group dalam kawasan Rempang Eco-Park.
Kerjasama ini pun diperkirakan akan mampu menarik investasi hingga ratusan triliun rupiah.
Konflik agraria Pulau Rempang.
Namun di balik rencana tersebut pemerintah dan investor harus berhadapan dengan warga yang tinggal di 16 kampung adat Melayu. Mereka menolak keras pembangunan proyek tersebut.
Aksi demo besar-besaran yang terjadi antara warga Pulau Rempang dengan aparat di kantor BP Batam.
Warga Rempang melakukan unjuk rasa karena menolak rencana relokasi penduduk Pulau Rempang, Batam yang berjumlah kurang lebih 7.500 jiwa karena adanya proyek pembangunan Rempang Eco-City.
Menyikapi hal itu, salah satu mantan tokoh FPI Habib Bahar bin Smith ikut bersuara soal konflik pulau Rempang, Batam.
"Atas nama negara mereka merampas harta rakyat, atas nama negara, mereka merampas harta pribumi, atas nama negara mereka mendukung pembangunan-pembangunan yang didukung oleh Cukong," ucapnya yang dilansir Youtube Sayyid Bahar bin Sumaith Official.
"Atas nama negara mereka menumpahkan darah rakyat, atas nama negara mereka nyolong hak rakyat, atas nama negara mereka pro kepada asing, sehingga mengorbankan pribumi Indonesia, rakyat menjadi korban," ungkapnya.
Habib Bahar bin Smith bicara soal Rempang.
Habib Bahar bin Smith tegas membela warga melayu di Pulau Rempang dalam suatu ceramahnya di hadapan para jemaah-jemaahnya.
Dengan gestur sambil menunjuk-nunjuk dan nada yang keras dan tinggi, ia dengan tegas mengutuk apa yang terjadi di Pulau Rempang atas ketidakadilan yang menimpa warga Melayu.
"Wahai masyarakat melayu Rempang, wahai saudara-saudara kami Masyarakat Melayu Rempang, kami masyarakat Bogor, masyarakat Jawa Barat. Demi Allah kami tidak rela dengan ketidakadilan yang menimpa kalian," tegasnya.
"Kami masyarakat Bogor akan berada di barisan paling depan membela kalian yang terdzolimi sampai titik darah penghabisan kita saudara-saudara, Allahu Akbar," ucapnya sambil diikuti kalimat takbir oleh para jemaah yang hadir.
Lanjut Habib Bahar mengaku meski sekalipun dirinya harus dipenjara, ia akan tetap melawan sampai titik penghabisan.
"Darah kalian (warga Melay), darah kita, kita tidak akan tinggal diam, kami akan melawan sampai titik penghabisan, sekalipun saya harus dipenjara, sekalipun kita harus mati, kita bangsa dan rakyat Indonesia tidak akan pernah rela melihat sesama saudara kita didzolimi saudara-saudara," ucapnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more