tvOnenews.com-Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, 6 Juni 1962, Soekarno mengeluarkan Surat Keputusan No 211/Plt/1962 tentang resimen khusus yang menjaga keselamatan pribadi Presiden dan keluarganya. Namanya Tjakrabirawa.
Nama Tjakrabirawa diambil dari salah satu senjata pamungkuas dalam lakon wayang kulit. Soekarno memang sangat menggemari wayang kulit. Dalam lakon wayang purwa Tjakrabirawa adalah penumpas semua kejahatan.
Pesan tertulis yang diberikan Soekarno saat itu:
Kepada semua anggota "Tjakra Birawa"!
Tahukah kamu untuk apa Tjakra Birawa?
Setialah pada tugasmu!
Aku melimpahkan kepercayaan penuh kepadamu!
Presiden/ Panglima Tertinggimu
Soekarno
Dajakarta,5 Oktober 1962
Presiden Soekarno memeriksa barisan pasukan Tjakrabirawa (Sumber: Istimewa)
Pentingnya resimen ini karena Soekarno kerap mengalami ancaman pembunuhan. Peristiwa Cikini (30 November 1957), Maukar (9 Maret 1960), Jalan Cenderawasih Makassar (7 Januari 1962 dan puncaknya pada hari raya Idul Adha di Istana Negara (14 Mei 1962).
Namun, Tjakrabirawa baru diresmikan Soekarno pada 6 Juli 1963 di Wina Austria. Saat itu dengan upacara kecil, Soekarno menyerahkan tongkat komando dan baret merah tua kepada Brigadir Jenderal Mohamad Sabur.
Sebagai Komandan Tjakrabirawa, Sabur mulai berbenah. Ia melengkapi pakaian seragam dengan emblem, bintang dan tanda kepangkatan. Dengan pendanaan yang cekak, kendaraan mulai diusahakan.
Dalam otobiografi Soekarno, Bung Karno Penyambung lidah rakyat Indonesia, pasukan Tjakrabirawa berkekuatan 300 personel yang berasal dari keempat matra Angkatan Bersenjata.
Setiap anggota adalah prajurit yang andal. Mereka berlatar prajurit gerilya yang menonjol. Direkrut dari bekas prajurit Raiders Angkatan Bersenjata, Korps Komando (KKO) Angkatan Laut, Pasukan Gerak Cepat Angkatan Udara dan Brimob Angkatan Kepolisian. Keempat batalion itu diberi nama Batalion KK (Kawal kehormatan).
Komandan pertama Tjakrabirawa dijabat oleh Letnan Kolonel CPM Sabur yang naik pangkat menjadi kolonel CPM dan nantinya akan naik lagi menjadi Bigadir Jenderal. Wakil Komandan Tjakrabirawa adalah Letnan Kolonel CPM Maulwi Saelan yang naik pangkap menjadi Kolonel CPM.
Resimen ini didukung pesawat angkut Locheed C-140 Jetstar yang selalu siaga di Halim Perdanakusuma ataupun Kapal Kepresidenan KRI Varuna (eks Admiral Sloop) di pangakalan Komando Daerah Maritim (Kodamar) III Tanjung Priok, juga satuan helikopter VVIP Kepresidenan yang diterbangkan AURI.
Resimen ini didukung pesawat angkut Locheed C-140 Jetstar yang selalu siaga di Halim Perdanakusuma (Sumber:Indomiliter)
Soekarno menulis kesannya pada resimen khusus ini pada otobiografinya:
"Aku sendiri tidak takut akan keselamatan diriku, tetapi rakyatku yang selalu diliputi kekhawatiran. Kalau aku tampil di suatu parade, mobilku yang terbuka itu memiliki injakan khusussehingga petugas keamanan sehingga petugas keamanan bisa bergerak maju dan mundur melindungi presiden. Kalau aku melakukan kunjungan kenegaraan, Tjakrabirawa menempatkan sejumlah orang di seberang jendela tempatku menginap.
"Bahkan ketika aku sedang berada di Istana, dua orang senantiasa berada di dekatku, satu kompi menjaga sekeliling istana, yang lain lagi berjaga jaga di luar kota.
Buku Maulwi Saelan, penjaga fisik Soekarno melawati hari hari kritis dalam sejarah Republik Indonesia (Sumber: Bajo Winarno)
"Dulu aku bisa keluar istana dengan diam diam, kadang kadang seorang diri. Sejak ada Tjakrabirawa hal ini tak mungkin lagi kulakukan. Suatu pagi setelah aku diam diam keluar istana, aku mendapatkan sehelai nota yang isinya penuh hormat namun tegas: 'Bapak yang tercinta, kami bertanggung jawab atas keselamatan Bapak. karena itu kami mohon dengan sangat agar Bapak tidak lagi diam menyelinap keluar. Tertanda. Para pengawal Bapak.
"Satu satunya yang tidak bisa dijaga oleh Tjakrabirawa adalah kesehatanku. Aku memiliki satu ginjal yang membentuk batu, sementara oleh dokterku satu lagi dijaga dengan teliti." (bwo)
Load more