Siasat Aidit Menjebak Sukarno
John Rossa dalam bukunya "Dalih Pembunuhan Massal, Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto", diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Institut Sejarah Sosial Indonesia dan Hasta Mitra, Januari 2008, menulis.
Pada malam 30 September itu, sebuah pertemuan penting diadakan di rumah pimpinan Biro Khusus PKI , Sjam Kamaruzaman di Jalan Salemba Tengah, Jatibuntu, Jakarta.
Di situ Aidit muncul untuk pertama kalinya sebagai Panglima Komando keseluruhan operasi yang dilaksanakan oleh PKI untuk menghancurkan para jenderal, didampingi oleh sekretarisnya Kusno dan anggota Biro Khusus PKI, Walujo.
"Sekitar pukul 10 malam. Aidit datang langsung dari Stadion Senayan, setelah di sana mendengar dengan mata kepala sendiri, Presiden memberikan isyarat rahasia di depan publik kepada Untung cs untuk jalan terus dengan gerakannya dengan mengutip Mahabharata tentang dharma, tugas mulia." tulis John Rossa.
Aidit menugaskan kepada Brigjen Suparjo, untuk segera menjemput Presiden Soekarno di Istana Negara pada pagi hari tanggal 1 Oktober 1965 dan membawanya menuju ke rumah Susanto di kawasan Pangkalan Udara Halim.
Foto: Pemimpin Partai Komunis Indonesia DN Aidit (istimewa)
Dalam perhitungan Aidit, jika Soekarno dapat diamankan di rumah Susanto, maka ia dengan mudah akan menekan Soekarno untuk membuat sejumlah kesepakatan yang menguntungkan gerakan 30 September PKI.
Setelah pasukan dengan sandi pasopati yang dipimpin Letnan Doel Arif merampungkan tugasnya mengeksekusi pucuk pimpinan Angkatan Darat, pada pukul 6 pagi Suparjo kemudian bergerak ke Istana untuk menemui presiden Soekarno.
"Guna memuluskan akses Supardjo dalam menemui Presiden, Letkol Untung telah melakukan pengaturan dengan Kapten Suwarno dan Posko, untuk menghilangkan prosedur-prosedur keamanan normal istana." ungkap Rossa dalam bukunya.
Namun Suparjo tidak menemukan keberadaan Soekarno di Istana. Presiden Soekarno entah berada dimana, tidak diketahui pasti oleh Suparjo. Skenario "mengamankan" Bung Karno ke rumah Suyanto untuk melakukan sejumlah kesepakatan dengan Aidit gagal di pagi itu.
Load more