Dia mengklarifikasi bahwa istilah "piting memiting" hanyalah jargon di kalangan prajurit. Istilah tersebut disampaikan dalam konteks forum prajurit dan memiliki maksud agar setiap prajurit 'membina' satu individu dari masyarakat untuk mencegah terjadinya bentrokan.
“Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit,” jelasnya.
Meskipun begitu, dia mengakui bahwa ada potensi kesalahpahaman terkait hal ini. Julius menekankan bahwa Panglima TNI benar-benar tidak ingin kekerasan dibalas dengan kekerasan.
Banyaknya korban dari kedua sisi, baik dari aparat maupun masyarakat, akibat konflik ini sudah menjadi pelajaran yang cukup.
“Perlu diingat dengan konflik ini, maka kerugian pasti diterima oleh aparat dan masyarakat Indonesia sendiri,” pungkasnya (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more