Dari analisa itu, Hariyanto mengungkap ada tiga kondisi yang membuat CHR meregang nyawa.
Pertama, luka pada bagian dada, kedua pendarahan, dan yang ketiga adalah luka bakar sekujur tubuh. Meski begitu, hasil autopsi disebut tak bisa mengurai lebih lanjut terkait sumber api yang membakar CHR karena proses autopsi cuma meneliti kondisi jasad tubuh korban.
"Kita hanya menyampaikan hasil daripada autopsi. Ada perlukaan dari hati, kemudian ada pendarahan dari luka tersebut yang menyebabkan pendarahan, kemudian ada pembakaran atau kebakaran. 91 persen (alami luka bakar). Iya hampir sekujur tubuh, tinggal 9 persen, jadi semuanya kebakar tinggal 9 persen saja yang tidak terbakar. Kemudian kebakaran nya grade 2-3 artinya sudah kebakaran lanjut juga," papar dia.
Dia menambahkan, adanya jelaga atau arang hasil bakaran suatu benda yang terhirup dan masuk ke rongga pernapasan CHR.
"Tapi saat kita lihat cela nafasnya ada jelaga, di sana. Artinya sebelum meninggal full dia sempat menghirup udara bakaran itu jadi ada di rongga pernapasannya," ucapnya lagi.
Sebelumnya diberitakan, Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Leonardo Simarmata mengungkap bahwa ada sebilah pisau di dekat jasad remaja yang ditemukan tewas terbakar di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Korban diketahui berinisial CHR (16).
"Barang bukti yang ditemukan, satu bilah pisau, satu pasang sandal berwarna biru, satu baju bekas terbakar, satu celana bekas terbakar," ucap Leonardus kepada wartawan, Selasa (26/9/2023).
Load more