tvOnenews.com - Hari itu, di penghujung tahun 1966, pemimpin G30S PKI, Letkol Untung menemui sahabatnya dr Soebandrio, mantan Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Dwikora I dalam ruang tahanan penjara di Cimahi, Jawa Barat.
Keduanya bertemu untuk yang terakhir kalinya sebagai sesama tahanan pasca tumbangnya Gerakan 30 September 1965. Pertemuan terakhir itu, dikisahkan Soebandrio dalam memoarnya "Soebandrio: Kesaksianku Tentang G30S".
Mata prajurit yang dikenal sebagai sosok pemberani di medan pertempuran itu terlihat berkaca-kaca, suaranya bergetar saat menyampaikan kata-kata perpisahan kepada Soebandrio.
"Pak Ban, selamat tinggal. Jangan sedih. Empat hari lagi kita ketemu lagi di sana, katanya sambil menunjuk ke atas. Untung mengucapkan kata perpisahan dengan suara bergetar. Matanya kelihatan berkaca-kaca." ungkap Soebandrio menuturkan perkataan Letkol Untung.
Foto: Letkol Untuk (kiri) dan dr. Soebandrio (kanan) - (Dok.Arsip Nasional-Wikipedia)
Soebandrio menuturkan, pertemuan terakhirnya dengan Letkol Untung itu berlangsung dalam suasana yang haru. Hari itu mereka telah mendapat kabar, bahwa Letkol Untung segera dieksekusi mati, dan empat hari setelah itu akan menyusul pula giliran Soebandrio.
"Saya dan Untung yang sudah akrab selama berada dalam satu penjara benar-benar terhanyut dalam suasana haru. Saya bukan hanya terharu tetapi juga bingung, sedih, bahkan panik." tulis Soebandrio.
"Sebab Ahmad Durmawel (oditur militer yang mengadili saya) saat itu memberitahukan bahwa saya akan mendapat giliran (dieksekusi) empat hari kemudian. Saya ingat saat itu hari Selasa. Berarti saya akan dieksekusi pada hari Sabtu." lanjut Soebandrio.
Baca Juga: Surat Rahasia Suparjo yang Gagal Diselundupkan ke Penjara Omar Dhani, Ungkap Fakta Penting G30S PKI
Load more