Bahkan, berdasarkan pengamatan Antonia Ratih, Jessica terlihat sangat tenang sekali meskipun saat itu dalam kondisi genting.
"Sebagai seorang teman yang ingin ditolong, sepanik apapun, seorang teman akan memberikan pertolongan. Yang saya amati, ketika Mirna minum, menghisap minuman dengan sedotan, perubahan ekspresi wajah panik hanya ada pada Hani, sedangkan Jessica tenang sekali," kata Antonia Ratih di hadapan Majelis Hakim di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin 15 Agustus 2016 dilansir dari VIVA.
Menurut Antonia Ratih, memang saat Mirna terbaring, Jessica sempat berusaha menolong dengan cara mencari air untuk diberikan kepada Mirna sebagai penetralisir. Tapi, gerakan Jessica saat meninggalkan meja 54, biasa saja.
"Ekspresi panik sama sekali tidak tampak, bahkan saat meminta minum gerakannya tidak terlalu gusar," kata Antonia Ratih.
"Waktu dia berjalan untuk pesan minum air putih, itu logika umum sekali untuk menetralkan apapun diminum tadi, gerakannya juga terlalu santai," ujarnya.
"Jadi tidak ada kebergegasan yang umumnya ditampilkan orang, siapa pun juga bahkan bukan teman dalam situasi-situasi yang genting," tambahnya.
Antonia Ratih Andjayani, Psikolog klinis UI memberikan kesaksian di sidang perkara kematian Wayan Mirna Salihin. (Foe Peace - VIVA.co.id)
Load more