“Saya jualan warung makan selama dua bulan ini merugi karena minyak goreng curah langka di pasaran dan harganya diatas 20 ribu, saya tidak faham dengan pemerintah, jika minyak goreng curah ini diangap tidak higienis, mestinya yang ditertibkan kemasannya bukan dilarang peredarannya, “ jelas Lukman.
Sri Wati penjual singkong goreng keju di pasar Manyar Surabaya juga mengaku bingung akan berjualan apa, jika minyak goreng curah akan dihapus oleh pemerintah, karena sejak pandemi jualanya sepi dan terus merugi.
“Yah begini nasib wong cilik mas, kemarin kita setahun lebih dibatasi waktu jualan sekarang minyak goreng curah mau dilarang terus saya mau jualan apa,” tutur Sri. (Zainal Azhari/rey)
Load more