Surabaya, Jawa Timur - Tingginya harga minyak goreng curah di pasaran membuat keberadaan minyak goreng curah di pasar tradisional manyar surabaya langka.
Situasi ini membuat sejumlah pedagang makanan resah, karena harga minyak goreng curah yang biasanya hanya 12 ribu rupiah per liter, saat ini harganya mencapai 18 ribu rupiah hingga 21 ribu rupiah perliter.
“Minyak goreng curah kita biasanya beli satu jerigen, terus kita kemas dalam kantong kecil dengan isi satu liter, jadi harganya nggak sama berkisar 18 ribu rupiah hingga 21 ribu rupiah tergantung kualitas nya, “ jelas Sumiati pedagang sembako.
Terkait rencana pemerintah yang akan melarang peredaran minyak goreng curah, sejumlah pedagang sembako menolak rencana peraturan tersebut.
“Kita pedagang sembako terus terang lebih untung jualan minyak curah, karena lebih cepat jualnya,” ujarnya.
Nasib minyak goreng curah bakal tamat di akhir tahun 2021, keputusan ini muncul setelah pemerintah mengeluarkan peraturan menteri perdagangan (permendag) nomor 36 tahun 2020 tentang minyak goreng sawit wajib kemasan.
Kebijakan tersebut juga diprotes Muhamad lukman, pedagang makanan yang selama ini menggantungkan hidupnya dari berjualan minyak goreng curah.
“Saya jualan warung makan selama dua bulan ini merugi karena minyak goreng curah langka di pasaran dan harganya diatas 20 ribu, saya tidak faham dengan pemerintah, jika minyak goreng curah ini diangap tidak higienis, mestinya yang ditertibkan kemasannya bukan dilarang peredarannya, “ jelas Lukman.
Sri Wati penjual singkong goreng keju di pasar Manyar Surabaya juga mengaku bingung akan berjualan apa, jika minyak goreng curah akan dihapus oleh pemerintah, karena sejak pandemi jualanya sepi dan terus merugi.
“Yah begini nasib wong cilik mas, kemarin kita setahun lebih dibatasi waktu jualan sekarang minyak goreng curah mau dilarang terus saya mau jualan apa,” tutur Sri. (Zainal Azhari/rey)
Load more