"Sehingga muncul fatalisme kepada Gibran, sebagai manusia politik dia merasa, lama-lama dia jadi ping-pong doang tuh, dan ping-pongnya itu juga publik juga menilai Gibran tidak berkarakter," tambahnya.
Kolase foto Gibran Rakabuming Raka dan Rocky Gerung. (Kolase tvOnenews / Effendy Rois tvOne)
Di mana menurut Rocky Gerung imbas Gibran seperti tak punya keputusan sendiri, menunjukkannya tidak punya karakter.
"Anak-anak muda nggak mungkin memilih Gibran yang berkarakter itu, dan mempengaruhi survei yang membuat Gerindra berpikir ulang tuh, jadi ini betul-betul permainan psikologi massa tuh," ujarnya.
"Gibran akhirnya terjebak di situ, terjebak dalam permainan yang dibuat oleh ayahnya sendiri kan, nanti akhirnya orang tanya, kok Gibran tadi malam gak datang (kediaman Megawati jl teuku umar),'oh berarti dia tunggu telepon Jokowi," ungkapnya.
Lanjut Rocky menyatakan bahwa Gibran sebagai tokoh yang seolah-olah leader, pada akhirnya dia bagian dari leader.
"Nah itu justru makin melemahkan kondisi berpikir dari Gerindra, Gerindra tetap menganggap bahwa Gibran akhirnya akan menurunkan elektabilitas, karena posisi dia sendiri tidak firm," ungkapnya.
Load more