Jakarta, tvOnenews.com - Bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menyebutkan bahwa bangsa Indonesia tidak memiliki prinsip meritokrasi yang teguh.
Meritokrasi sendiri artinya adalah sistem yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan, senioritas, dan sebagainya.
Isu meritokrasi ini dia pertegas saat menjadi pembicara di forum ekonomi internasional bersama Amerika Serikat.
Salah satu media asing bertanya apakah alasan Anies membawa isu meritokrasi ini lantaran dugaan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang melenggangkan Gibran Rakabuming Raka melaju sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres).
Namun Anies menjawab bahwa yang dia maksud adalah di negara sebesar Indonesia prinsip meritokrasi masih kurang kental.
"Saya pikir sangat penting bahwa di negara sebesar Indonesia ini, kita telah melihat potensi di mana-mana. Sayangnya tidak semua (individu yang memiliki) potensi bisa mencapai kesuksesan. Mengapa? Karena kurangnya semangat meritokrasi," ujarnya, di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, dikutip Rabu (25/10/2023).
Kemudian eks Gubernur DKI Jakarta ini pun memperluas penjelasannya dengan mengatakan isu meritokrasi ini tidak hanya terjadi di bidang politik saja.
"Dan ini bukan hanya dalam politik, tetapi juga di dalam olahraga, seni, akademik. Saya telah melihat bahwa ketika kita mengadopsi meritokrasi, yang terbaik akan unggul," jelas dia.
Dia memberi perumpamaan di bidang olahraga bulutangkis. Mengapa cabang olahraga ini kerap mendulang prestasi karena proses seleksinya bukan berdasarkan atlet tersebut punya kepentingan.
"Misalnya, dalam olahraga bulutangkis, kita menerapkan sistem meritokrasi. Kita tidak memilih orang berdasarkan apakah mereka adalah anak dari seseorang atau keponakan dari seseorang, tetapi kita memilih yang terbaik dan mereka menjadi juara," tandas dia. (agr/miiMerit)
Load more