Jakarta, tvOnenews.com - Beredar video pencopotan baliho pasangan capres-cawapres PDIP Ganjar Pranowo dan Mahfud Md oleh Satpol PP di Gianyar, Bali.
Sebanyak empat video diunggah oleh pemilik akun X Jhon Sitorus. Berdasarkan video yang dilihat tim tvOnenews, sekitar empat orang Satpol PP mencopot baliho Ganjar-Mahfud yang dipasang di pinggir jalan.
Selain baliho Ganjar-Mahfud, Satpol PP juga mencopot bendera PDIP. Pencopotan baliho dan bendera PDIP itu disebut dilakukan menjelang kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Gianyar.
“Kabarnya, baliho-baliho Ganjar-Mahfud ini dicopot karena kunjungan Presiden Jokowi. Kita tunggu, apakah setelah pasca kunjungan Jokowi ke Gianyar, Bali, baliho tersebut akan boleh dipasang kembali atau tidak. Jika tidak, fix ini upaya massif dari negara merongrong demokrasi,” tulis pemilik akun X Jhon Sitorus, dikutip Selasa (31/10/2023).
Menanggapi hal ini, Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud sekaligus politikus PDIP, Sunanto, mengatakan pencopotan baliho dan bendera partai itu menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
“informasinya hanya PDIP dan [baliho] Pak Ganjar yang dicopot. Maka perspektifnya penggunaan kekuasaan menjadi terus dilakukan, dan itu tidak boleh di dalam proses demokrasi yang seperti ini,” ucap Sunanto saat dihubungi, Selasa (31/10/2023).
Pria yang akrab disapa Cak Nanto ini menuturkan pencopotan tersebut menimbulkan keresahan dan memecah belah bangsa.
“Ya memecah belah ya, membuat keresahan, intimidatif lah intinya. Proses intimidatifnya kan semakin jelas, yang berbeda harus dicegat, yang utama dibiarkan, kan intimidatif,” ujar Cak Nanto.
Menurutnya, tindakan tersebut bisa membahayakan proses demokrasi dan proses berlangsungnya Pemilu 2024 menjadi mencekam. (saa/ree)
Load more