Ajakan boikot tersebut disertai dengan saran untuk membeli produk lain yang merupakan kompetitor.
Usman mengatakan, pemerintah saat ini memiliki tiga mekanisme pemantauan.
Pertama, dengan menggunakan kecerdasan buatan yang disebut automatic identification system (AIS) untuk mencari informasi bohong yang ada di media sosial atau dunia maya lain secara otomatis.
Kedua, patroli siber menggunakan sumber daya manusia yang bekerja secara tim dan dibagi dalam tiga shift secara bergantian selama 24 jam memantau media sosial. Ketiga, adalah laporan masyarakat.
"Jadi dengan tiga mekanisme itu kami akan identifikasi dan pelajari, kalau memang fix hoaks atau ujaran kebencian kami maka kami akan minta platform untuk men-take down," lanjutnya.
Seperti diketahui, tentara Israel saat ini tengah melakukan serangan ke Palestina.
Akibatnya, popularitas gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) semakin meningkat di beberapa negara.
Load more