Jakarta, tvonenews.com - Hingga Minggu (5/11/2023), 9.500 warga Palestina tewas, termasuk lebih dari 6.400 anak-anak dan perempuan. Ini adalah bukti kekejaman Israel yang terus menerus membom Gaza. Publik kembali menginat lagu We Will Not Go Down.
Lagu yang dinyanyikan oleh Michael Heart ini menjadi anthem bagi para pendukung Palestina yang berjuang melawan kekejaman Israel.
(Asap hitam mengepul setelah serangan rudal Israel di jalur Gaza, Sabtu 4 November 2023. Sumber: AP Photo/Hussein Malla)
Lagu We Will Not Go Down yang ditulis oleh Michael Heart sangat mengharukan dan menghangatkan hati. Tak hanya diterima oleh rakyat Palestina, lagu ini juga diterima baik oleh masyarakat di seluruh dunia.
Sejauh ini, lagu We Will Not Go Down lah yang menjadi lagu tema protes sebagai agresi Israel di seluruh dunia. Berikut ini lirik lagu We Will Not Go Down lengkap dengan artinya:
A blinding flash of white light
(Kilatan cahaya putih yang menyilaukan)
Lit up the sky over Gaza tonight
(Menyinari langit di atas Gaza malam ini)
People running for cover
(Orang-orang berlindung)
Not knowing whether they're dead or alive
(Tidak tahu apakah mereka hidup atau mati)
They came with their tanks and their planes
(Mereka datang dengan tank dan pesawat mereka)
With ravaging fiery flames
(Dengan nyala api yang membara)
And nothing remains
(Dan tidak ada yang tersisa)
Just a voice rising up in the smoky haze
(Hanya suara yang muncul di kabut asap)
We will not go down
(Kami tidak akan turun)
In the night, without a fight
(Di malam hari, tanpa perlawanan)
You can burn up our mosques and our homes and our schools
(Anda dapat membakar masjid kami dan rumah kami dan sekolah kami)
But our spirit will never die
(Tapi roh kita tidak akan pernah mati)
We will not go down
(Kami tidak akan turun)
In Gaza tonight
(Di Gaza malam ini)
Women and children alike
(Wanita dan anak-anak sama-sama)
Murdered and massacred night after night
(Dibunuh dan dibantai malam demi malam)
While the so-called leaders of countries afar
(Sedangkan yang disebut pemimpin negara jauh)
Debated on who's wrong or right
(Perdebatan tentang siapa yang salah atau benar)
But their powerless words were in vain
(Tapi kata-kata tak berdaya mereka sia-sia)
And the bombs fell down like acid rain
(Dan bom itu jatuh seperti hujan asam)
But through the tears and the blood and the pain
(Tapi melalui air mata dan darah dan rasa sakit)
You can still hear that voice through the smoky haze
(Anda masih bisa mendengar suara itu melalui kabut asap)
We will not go down
(Kami tidak akan turun)
In the night, without a fight
(Di malam hari, tanpa perlawanan)
You can burn up our mosques and our homes and our schools
(Anda dapat membakar masjid kami dan rumah kami dan sekolah kami)
But our spirit will never die
(Tapi roh kita tidak akan pernah mati)
We will not go down
(Kami tidak akan turun)
In Gaza tonight
(Di Gaza malam ini)
Dikutip dari situs resmi milik Michael Heart, lagi We Will Not Go Down dirilis pada Januari 2009. Michael menulis lagi hak asasi manusia ini sebagai bentuk dukungan para korban sipil Palestina.
Lagu ini menggambarkan situasi mengerikan warga Palestina di Gaza sekaligus menunjukkan keberpihakannya.
Lebih lanjut, dijelaskan pula bahwa lagu ini sama sekali tidak berhubungan dengan agama. Ia membuat lagu ini selama perang Gaza dan murni menceritakan tentang hak asasi manusia.
Michael Heart lahir di Damaskus, Suriah, dengan nama asli Annas Allaf. Ia tumbuh besar di antara Jenewa serta New York. Ini merupakan tempat sang Ayah menjadi duta besar untuk Suriah dan Wina, tempatnya menjabat sebagai Direktur Jenderal PBB.
Michael mengatakan lagu We Will Not Go Down merupakan kesuksesan yang luar biasa. Dalam waktu kurang dari dua minggu, lagu tersebut telah mencapai setengah juta penanyangan di YouTube dengan ribuan komentar.
Tak hanya itu, yang lebih penting lagi adalah Michael menyebut isi dari lagu tersebut menyampaikan pesan pribadi. Bahkan ada banyak email yang datang kepadanya dari warga Gaza sendiri.
"Isi dari sebagian besar pesan pribadi sangat banyak. Banyak email datang dari warga Gaza sendiri yang mengatakan bahwa mereka bisa mendengar ledakan bom dari rumah mereka saat menulis email tersebut," ceritanya.
Lagu ini membuat Michael sadar bahwa selama beberapa dekade warga Palestina telah diserang berulang kali. Namun, hanya sedikit upaya yang dilakukan oleh dunia luar untuk membantu mereka.
"Meski begitu mereka telah menunjukkan bahwa mereka tidak akan menyerah dalam memperjuangkan hak-hak. Mereka tidak peduli berapa lamanya mereka dihantam. Merekalah yang menjadi inspirasi pesan lagu tersebut," ujar Michael. (ito)
Load more