Apalagi jika melihat data reponden yang diwawancara juga mayoritas adalah pemilih Joko Widodo dan KH Maruf Amin dalam Pilpres 2019 lalu. Yang mana pendukung Jokowi-Amin sebesar 50,2 persen, sementara pendukung Prabowo-Sandi ada di 28,2 persen, serta yang tidak menjawab preferensi politik mereka di 2019 ada di 21,6 persen.
Alasan kedua menurut Thoha adalah pasangan Prabowo-Gibran dinilai juga sangat mengena di kalangan kaum muda khususnya milenial dan generasi Z (Gen-Z). Karena mereka merasa terwakili dengan sosok Gibran yang notabene masih berusia 36 tahun.
"Paslon ini representatif konsolidasi atau kolaborasi generasi tua dan muda. Ada pengakuan dan kebijaksanaan Prabowo kepada generasi muda untuk ikut serta atau terlibat atau berkolaborasi dalam membangun negara bangsa melalui politik (alih generasi)," paparnya.
Yang menjadi teori ketiga mengapa pemilih Prabowo-Gibran cenderung lebih banyak dalam survei ini, karena para responden menilai bahwa mereka melihat sosok Prabowo saat ini yang lebih ramah dan egaliter.
"Tampilan personal Prabowo dalam sosok yang sopan santun, ramah, terbuka, merangkul dan lebih egaliter, dinilai juga mendatangkan daya tarik elektoral yang kuat," katanya.
Survei itu diambil menggunakan sampel 880 responden yang ada di 4 (empat) provinsi di Pulau Jawa, yakni di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Rentang waktu yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah 26 Oktober - 2 November 2023 dengan direct interview. Metodologi yang digunakan adalah probability sampling dan multistage random sampling dengan margin of error (MoE) kurang lebih 3,3 persen dengan tingkat kepercayaan hingga 95 persen. (ebs)
Load more