tvOnenews.com - Sebelumnya, Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Jimly Asshiddiqie menjatuhkan sanksi pemberhentian kepada Anwar Usman dari jabatan Ketua MK pada Selasa (7/11/2023) lalu.
Sanksi pemberhentian ini dapat diartikan bahwa Anwar Usman tidak berhak untuk mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai pimpinan MK sampai masa jabatannya sebagai hakim konstitusi berakhir.
“Menjatuhkan sanksi pemberhentian dari jabatan Ketua Mahkamah Konstitusi kepada hakim terlapor,” kata ketua MKMK Jimly Asshiddiqie saat membacakan amar putusan di Gedung MK RI, Jakarta, (7/11/2023).
Tak hanya itu, Anwar juga tidak diperbolehkan terlibat atau melibatkan diri dalam pemeriksaan perkara perselisihan hasil pemilihan umum mendatang.
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman. (ANTARA)
Berkaitan dengan hal tersebut, seorang peneliti Saiful Mujani memberikan sindiran keras kepada Gibran.
Saiful Mujani menyindir dalam akun X @saiful_mujani dengan memperingatkan Gibran. Sebab, ia menilai Gibran terpilih menjadi cawapres atas dasar aturan yang diputuskan namun mengandung pelanggaran berat bagi penegak hukum.
Secara blak-blakan Saiful mempertanyakan apakah Gibran tidak malu mendapati fakta tersebut.
"Pak @gibran_tweet sampean (kamu) jadi cawapres di atas dasar pelanggaran berat penegak hukum, Ketua MK, om bapak, ra isin (nggak malu)," ujarnya, seperti dilihat Rabu (8/11/2023).
Tak hanya itu, ia pun menambahkan dengan mencolek akun media sosial X milik Gibran @gibran_tweet dengan menuliskan Ketua MK sudah dipecat.
“Ketua MK, om bapak @gibran_tweet udah dipecat terkait kepentingan bapak jadi cawapres,” tulis Saiful.
Cuitan tersebut juga mengundang banyak komentar warganet dengan berbagai pendapat.
“Jadi cawapres karena rembug keluarga,” ungkap seorang warganet dalam akun media sosial X @saiful_mujani.
“Isin dong, tapikan… kita harus menunggu proses hukum berjalan,” tulis seorang warganet.
Cawapres Gibran Rakabuming (Kanan) bersama sang ayah, Presiden RI Joko Widodo (Kiri). (ANTARA)
“Apa itu isin? Seng penting berkuasa,” sindir warganet.
“Gimana nanti negara kalau dipimpin orang yang maju di atas landasan bermasalah, koruptif, dan tanpa etika? Sekali lagi ra isin maneh,” kata warganet lainnya.
“Sanksi sosial mulai berjalan alami sampai nanti hari H pemilihan…” ujar warganet lain.
“Keluarga ambisius ini mana punya malu. Sudahlah. Setelah ini justru mereka bakal semakin menjadi-jadi,” komentar warganet lain.
“Ya ora pak (Ya tidak pak), wong aku mau jadi wapres, sampean (kamu) tolong buatkan survey buat aku Yo pak… biar aku menang 1 putaran wae (saja),” tulis warganet lain. (ebs/kmr)
Load more