Jakarta, tvOnenews.com - Tokoh Papua yang adalah Natalius Pigai mengeritik keras penunjukan Penjabat Gubernur di Tanah Papua, khususnya Provinsi Papua, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Natalius mencatat, 4 Penjabat Gubernur di Tanah Papua saat ini beragama Islam. Hal yang menurut Pigai bukan tidak mungkin dicurigai memiliki motif islamisasi oleh Menteri Dalam Negeri.
Pigai pun meminta agar Presiden Jokowi membatalkan keputusan tersebut atas dasar dan rasa keadilan untuk orang-orang Papua.
“Saya minta Bapa Presiden @jokowi mengoreksi keputusan penunjukan PJ Gubernur 4 orang Beragama Islam. Orang Papua menyatakan Islamisasi sistematis oleh Mendagri. Saya khawatir peristiwa seperti Tolikara muncul, bisa goncang. Orang Papua selalu beringas jika menyentu soal Ras dan Agama. Papua ini Tanah Kristen!” tulis Pigai pada akun twitternya @NataliusPigai2, Senin (13/11/2023).
Menurut Aktivis Hak Asasi Manusia ini, kritik dia bukan berarti dia membenci atau tidak suka dengan Islam, tetapi semata-mata untuk memastikan ceputusan politik yang dibuat untuk Papua harus juga memperhatikan perasaan orang Papua.
“Setelah mereka dilantik. Saya mendapat banyak pesan. Sudah ada isu seakan-akan Mendagri mau buat islamisasi di Tanah Papua. Apa yang saya katakan ini adalah perinatal, warning. Saya sebagai orang yang memiliki kapasitas menangani persoalan seperti ini paham situasi kebatinan masyarakat dan karena itu saya minta Presiden agar menegur dan mengingaatkan agar Mendagri mengganti mereka itu dariapda situasi yang tidak kita inginkan bisa terjadi. Saya khuawatir kebencian antara agama itu muncul. Apalagi kita mau menghadapi Pemilu. Tidak boleh kebijakan yang diambil mencederai perasaan orang Papua yang mayoritas Kristen,” katanya.
“Saya bukan tidak suka Islam. Saya adalah pembela Islam. Tetapi tidak boleh ceputusan kita buat yang mencederai perasaan orang Papua. Segera ganti meerkat dengan putra putri Papua yang memiliki karir dan standar yang baik. Presiden harusnya tahu, Orang Papua ini sangam sensitif soal agama dan ras. Saya bicara ini lebih awal demi bangsa dan negara,” sambungnya.
Load more