Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan bahwa dalam memilih calon pemimpin dan wakil rakyat, publik boleh memilih karena ikatan primordialisme. Yakni kesamaan nilai, budaya, etnik, sosial, bahkan ikatan agama.
Hal ini disampaikan Mahfud saat menjadi pembicara dalam kegiatan kuliah umum di Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat, Kamis (16/11/2023).
Sebab, menurut Mahfud, dengan memilih berdasarkan ikatan primordialisme itu, rakyat dapat menitipkan aspirasi yang sesuai dengan prinsip dan nilai yang mereka anut.
"Karena kesamaan agama, suku, profesi itu boleh. Memilih itu untuk mencapai apa yang diiinginkan bersama," ujar Mahfud MD.
Namun demikian, Mahfud menekankan agar jangan menjadikan agama dan unsur primordial sebagai bahan politik identitas.
"Apalagi politik identitas untuk menjatuhkan calon atau kandidat lain," ujarnya.
Kemudian, Mahfud pun mengingatkan bahwa Indonesia pernah menyelenggarakan Pemilu yang paling demokratis di tahun 1955. Kata dia, pemilu tahun itu dapat dijadikan sebagai contoh.
"Pemilu Demokratis bisa tercipta jika aturan hukum, etika, dan norma diikuti," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.
Di hadapan civitas akademika Unand, Mahfud juga mencontohkan tokoh-tokoh besar asal Ranah Minang yang berjasa atas berdirinya Indonesia.
Di antaranya Wakil Presiden pertama RI Mohammad Hatta, Syafruddin Prawiranegara, Sutan Syahrir, Tan Malaka, dan Mohammad Yamin. (rpi/ree)
Load more