"Bagi kami Muhammadiyah, pak Ganjar ini bukan orang baru. Kami sudah sangat dekat karena sering bersilaturahmi dan berinteraksi dengan beliau sejak lama. Pak Ganjar selalu bersama kami untuk kesuksesan Muhammadiyah. Pak Mahfud juga sama, kami selalu berinteraksi sejak zaman di Jogja bahkan saat sekarang menjadi menteri," ucap Haedar.
Tak hanya soal kedekatan secara emosional, Haedar juga menegaskan jika Ganjar Mahfud memiliki kesamaan untuk memajukan Indonesia dan menyehatkan demokrasi. Dimana menurut Haedar, prakrik kehidupan kebangsaan akhir ini sedang kacau akibat hukum mengalami proses politik dan terjadi politisasi hukum yang membuat resah masyarakat.
"Kita memerlukan rekonstruksi ke depan. Dan kami percaya dua tokoh yang hadir ini (Ganjar Mahfud) ketika rakyat memberi amanat dan mandat, tentu akan berdiri dekat dengan konstitusi dan tidak menyalahgunakannya," tegasnya disambut tepuk tangan meriah para peserta.
Dalam kesempatan itu, Ganjar Mahfud menyampaikan ide gagasannya tentang pembangunan Indonesia. Sejumlah isu dibahas dalam diskusi itu, seperti isu perempuan, anak, disabilitas, kerukunan, toleransi, kemiskinan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, politik dan lainnya.
"Terlihat sekali kalau pak Ganjar dan Pak Mahfud pantas jadi pemimpin. Keduanya punya kualifikasi yang mumpuni. Jawaban-jawabannya sangat masuk akal dan mengena. Karena keduanya tidak hanya berteori, berbarasi namun juga praktisi karena sudah mempraktikkannya," ucap Nur Hakim, sekertaris Pimpinan Daerah Kota Tangerang. (ebs)
Load more